Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Corona menjelma menjadi pusat perhatian publik. Berita media massa, cetak dan ekektronik tak henti-hentinya menyiarkannya. Isu yang selama ini top news, seperti kasus korupsi, RUU Omnibus Law, dan pemindahan ibukota tergusur. Covid-19 benar-benar bak pameo berita, ”orang menggigit anjing”.
Mana pernah ada zaman ketika hotel dan mal tutup sementara. Sekolah dan kampus tutup, lalu belajar melalui teknologi informasi. ASN work from home. Pergerakan transportasi dibatasi. Mudik dilarang. Maskapai penerbangan sepi. Kerumunan orang lebih dari lima orang dilarang.
Berbagai ekses muncul. Pesta perkawinan, ritus budaya, event olahraga dan Pilkada ditunda sementara. Dunia politik, sosial, bahkan keagamaan seperti salat Jumat, ibadah di gereja dan salat tarwih diimbau dilaksanakan di rumah.
Tapi media tak mungkin memboikot berita yang berkenaan dengan corona. Jika dilakukan malah menjadi kontraproduktif. Publik kehilangan informasi dan dapat mengakibatkan kelalaian kesadaran bahwa wabah corona masih mengancam.
Berita tentang corona harus selalu ditayangkan. Tentu saja bukan informasi hoax. Tapi sudah terklarifikasi. Bukan pula hendak menyebarkan kepanikan dan ketakutan. Namun lebih bersifat edukasi.
Berbagai upaya pemerintah dan masyarakat melawan corona harus digalakkan untuk membangkitkan harapan dan optimisme. Misalnya, memblow-up berita-berita mereka yang sembuh dari infeksi corona.
Perang melawan Covid-19 mengadapi dua kubu. Kubu pertama, memutus penyebaran corona. Disiplin mencuci tangan. Jaga jarak dalam komunikasi sosial, hindari kerumunan. Di rumah saja, kecuai sangat penting dan selalu memakai masker.
Kubu kedua, memberikan bantuan sosial bagi mereka yang ekonomi dan pendapatannya terdampak oleh Covid-19. Setidaknya hingga keadaan. Kembali pulih dan normal.
Sesungguhnya, media massa merupakan kekuatan transformasi budaya dan politik yang efektif melawan Covid-19. Memberitakan corona bukan hendak “mempahlawankan” virus ini. Melainkan agar masyarakat cerdas menghindarinya.