Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pandemi Corona sudah menjangkiti seluruh sektor dunia usaha saat ini, tak terkecuali dengan industri properti. Melambatnya roda perekonomian yang membuat daya beli menurun menjadi penyebab industri properti lesu.
Pengamat Properti sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, kondisi industri properti bisa dilihat dari sisi harganya. Saat ini relatif harga properti terus mengalami penurunan.
"Dari sisi harga properti saat ini harga relatif sedang di bawah, koreksi terjadi. Tapi dari sisi konsumen tidak semua mereka akan membeli apalagi end user yang tergerus daya belinya," terangnya, Minggu (26/4/2020).
Penurunan pembeli, terjadi dari segmen pembeli end user yang memang untuk kebutuhan hunian. Mereka cenderung memilih untuk menahan diri demi mengamankan pemenuhan kebutuhan hidupnya di tengah kondisi ekonomi yang terguncang akibat wabah COVID-19.
Pembeli dari segmen investor yang relatif masih memiliki daya beli. Namun itu pun relatif, tergantung dari psikologis investor.
Penurunan harga properti pun sudah terlihat dari data benchmark pasar perumahan Jabodebek-Banten. Menurut catatannya di kuartal I-2020 nilai penjualan perumahan di Jabodebek-Banten sudah turun 50,1%, sementara untuk apartemen diprediksi turun lebih dari 60%.
Penurunan tertinggi terjadi di wilayah Bekasi sebesar 56%, lalu diikuti oleh wilayah Bogor sebesar 55,3%, Depok 50,9%. Sementara penurunan paling rendah terjadi di Cilegon sebesar 27,2%.
Penurunan nilai penjualan terdalam diperkirakan terjadi di kuartal II-III. Harga properti diperkirakan turun hingga lebih dari 70%.
"Sampai akhir tahun diperkirakan turun di atas 60% dibandingkan tahun 2019," tambahnya.(dtf)