Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Kematian ribuan ekor ternak babi secara mendadak di wilayah Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara masih belum diketahui penyebabnya. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Gunungsitoli, Oimolala Telaumbanua yang dihubungi, Senin malam (27/4/2020), mengatakan, untuk mengetahui penyebabnya menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Balai Veternier Propinsi Sumatera Utara.
"Perkiraan sementara secara visual penyakit ini bukan gejala penyakit ASF," kata Oimolala.
Meski kematian babi banyak terjadi di wilayah Kabupaten Nias Selatan, tidak tertutup kemungkinan ancaman bagi peternak babi di wilayah Kota Gunungsitoli dan Kabupaten Nias. Sebab daerah ini satu daratan sekepulauan Nias.
BACA JUGA: Kadis Pertanian Nisel: 10.000 Ekor Babi Mati
Untuk mencegah penularan penyakit babi yang mematikan itu, menurut Oimolala, babi diberikan vitamin dan antibodi. Selain itu, meningkatkan sanitasi lingkungan kandang.
Ia mengimbau masyarakat peternak babi agar menghindari ternak yang sakit bersentuhan dengan babi sehat. Bila ada yang mati hendaknya jangan dibuang di aliran sungai atau di kebun untuk menghindari bau dan penyakit tetapi dikubur dalam tanah.