Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatra Utara belum tahu apa penyebab kematian 10.000 ekor babi di Nias Selatan dalam sepekan terakhir ini. Karena itu pula, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, Azhar Harahap, mengatakan, pihaknya belum bisa berbuat apa-apa untuk menangani matinya babi tersebut.
"Balivet (balai veteriner) sudah turun ke sana memeriksa darahnya. Kita masih menunggu seperti apa hasilnya," ujar Azhar menjawab konformasi medanbisnisdaily.com, Selasa (28/04/2020).
Azhar mengatakan, langkah penanganan baru bisa dilakukan setelah mengetahui hasil pemeriksaan darah yang dilakukan Balai Veteriner Kementerian Pertanian. "Kita tunggu saja dulu ya," ujarnya.
BACA JUGA: Kadis Pertanian Nisel: 10.000 Ekor Babi Mati Mendadak
Sebelumnya, Kadis Pertanian Nias Selatan, Norododo Sarumaha, Senin (27/04/2020) mengatakan dalam sepekan terakhir ini terjadi kematian babi yang mencapai 10.000 ekor.
Norododo Sarumaha, mengungkapkan beberapa Kecamatan di Kabupaten Nias Selatan terdampak kematian babi tersebut. "Bukan hanya Kecamatan Somambawa yang berdampak pada kematian babi ini, akan tetapi beberapa kecamatan lainnya juga mengalami hal yang sama. Dari data yang dilaporkan ke kita saat ini dari kecamatan Susua mencapai 3.000 ekor yang mati dan Mazo sekitar 670 lebih, belum lagi dari kecamatan yang lain. Jadi kita kalkulasikan bahwa kematian babi di di Nias Selatan ini bisa mencapai 10 ribu ekor," ungkap Norododo Sarumaha.