Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada perdagangan pagi ini, mata uang rupiah dibuka menguat tajam di level 15.100/dolar Amerika Serikat (AS). Kinerja rupiah mengalami penguatan setelah data PDB AS yang terpuruk membuat dolar AS menjadi melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia termasuk rupiah.
Rilis pertumbuhan ekonomi AS di kuartal pertama tahun 2020 mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif. Rilis data pertumbuhan ekonomi AS minus 4,8% di kuartal pertama tahun ini.
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, kinerja rupiah yang menguat saat ini akan menjadi kabar baik bagi stabilitas pengendalian ekonomi makro. Seperti penyesuaian harga BBM, mengurangi beban CAD, mengurangi tekanan perusahaan yang memiliki eksposure hutang maupun kebutuhan impor yang tinggi. "Penguatan rupiah ini juga menjadi kabar baik bagi pengurangan jumlah besaran hutang," katanya, Kamis (30/4/2020).
Tapi pertumbuhan ekonomi AS yang minus, pasar keuangan tidak begitu merisaukan data tersebut. Buktinya bursa saham di AS justru ditutup menguat pada perdagangan sebelumnya.
"Meskipun diambang krisis ekonomi, kinerja bursa saham di AS tetap menghijau. Hal itu dipicu oleh laporan Gilead yang baru-baru ini menyatakan bahwa data uji remdesivir sebagai obat covid 19 berbuah manis. Selain itu, rilis sejumlah perusahaan besar di AS seperti Tesla yang tetap membukukan keuntungan menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar," kata Gunawan.
Sementara itu, posisi pasar keuangan domestik pada perdagangan hari ini masih akan diselimuti sentimen positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini dibuka menguat tajam di level 4.602,98. Dan sejauh ini masih mengalami penguatan di kisaran level 4.640.
"Sentimen positif dari kemajuan pengembangan obat-obatan penangkal Covid 19 lebih besar pengaruhnya ketimbang data ekonomi yang buruk," kata Gunawan.