Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada April 2020, Sumatra Utara (Sumut) mencetak deflasi sebesar 0,29%. Sementara nasional inflasi sebesar 0,08%. Deflasi di Sumut disumbang oleh penurunan harga kebutuhan sehari-hari yakni cabai merah, ikan dencis, daging ayam ras, biaya pulsa ponsel, cabai rawit, minyak goreng dan air kemasan. Penurunan ini dipicu oleh lemahnya daya beli masyarakat karena pandemi corona.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan, harga kebutuhan pokok memang mengalami penurunan sepanjang April. "Itu yang membuat Sumut deflasi sebesar 0,29%. Apalagi penurunan harga terjadi pada bahan pokok yang kerap menyumbang inflasi yakni cabai," katanya, Senin (4/5/2020).
Syech mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran, 3 kelompok memberikan andil deflasi, 3 kelompok memberikan andil inflasi, dan 5 kelompok tidak memberikan andil terhadap inflasi. "Kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,25%, kelompok transportasi sebesar 0,02% dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09%.
Untuk kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi yakni kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharan rutin rumah tangga sebesar 0,02%, kelompok kesehatan sebesar 0,01% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,04%. Sementara kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil terhadap inflasi yakni kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, lalu kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
Syech mengatakan, pada April 2020, 4 kota IHK di Sumut deflasi yakni Sibolga sebesar 0,66%, Pematangsiantar sebesar 0,40%, Medan sebesar 0,28% dan Gunung Sitoli sebesar 0,71%. "Sedangkan Padangsidimpuan mengalami inflasi sebesar 0,04%," katanya.
Berdasarkan data BPS, dari 24 kota IHK di Pulau Sumatra, 20 kota tercatat deflasi. Deflasi tertinggi di Pangkal Pinang sebesar 0,92% dengan IHK sebesar 102,31 dan terendah di Banda Aceh sebesar 0,08%dengan IHK sebesar 104,28.