Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pandemi COVID-19 mengubah pola kehidupan masyarakat, termasuk cara belajar. Terkait kondisi tersebut, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengajak berbagai pihak untuk bersinergi mengoptimalkan pembelajaran memanfaatkan teknologi.
"Untuk pertama kalinya kita melihat dari dua sisi, orang tua untuk pertama kalinya sadar betapa sulitnya mendidik anak. Di sisi lainnya, guru juga menyadari untuk pertama kalinya, bahwa tanpa adanya peran orang tua yang baik, maka pendidikan anak ini tidak akan sukses," ujar Nadiem dalam keterangan resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (4/5/2020).
"Jadi, keluarga, guru dan murid itu merupakan satu tim untuk menyukseskan pendidikan anak," lanjutnya.
Kondisi krisis akibat pandemi COVID-19, kata Nadiem, memberikan pelajaran untuk semua orang agar bisa keluar dari zona nyaman. Menurutnya, hal itu merupakan pelajaran yang baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Ia juga berpesan agar masyarakat melihat kondisi krisis akibat COVID-19 dari sisi positif sebagai sebuah pelajaran penting yang berguna untuk masa depan.
"Kita menggunakan kesempatan ini untuk belajar mengenai sains, kesehatan, pendidikan, maupun teknologi. Kita belajar dari krisis ini mengenai kepemimpinan," imbuh Nadiem.
Nadiem mengatakan, pengalaman menghadapi pandemi COVID-19 dapat dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi bencana lain di masa depan. Saat ini, kata dia, tugas guru sekolah adalah mendekatkan siswa dengan sains yang disertai dengan contoh-contoh yang lebih konkret, bukan memberikan penjelasan teoritis saja.
"Contoh, menggunakan konsep biologi untuk menjelaskan tentang COVID-19. Kita harus mengajarkan anak dengan cara menyenangkan, tidak teoritis saja, tentang bagaimana sains membantu manusia," jelasnya.
Pandemi COVID-19 juga menunjukkan masih terdapat hambatan masyarakat dalam mengakses pendidikan lewat pemanfaatan teknologi internet.
"Saya mendengar mengenai berbagai macam kesulitan orang-orang untuk sekolah dan guru-guru untuk belajar melalui jarak jauh," sebut Nadiem.
Merespons kondisi tersebut, Kemendikbud memberikan berbagai solusi sistem pembelajaran. Salah satunya inisiatif program Belajar dari Rumah melalui program di stasiun TV bagi guru dan murid yang tidak memiliki kuota internet.
Menurut Nadiem, usai pandemi akan terjadi perubahan besar pada dua sektor sosial, yaitu pendidikan dan kesehatan. Peranan teknologi akan segera mendominasi kedua sektor tersebut.
Walaupun masih tidak ideal dan belum optimal, Nadiem menilai kombinasi pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh memiliki potensi yang baik untuk memajukan pendidikan nasional. Harapannya, dengan menggunakan teknologi dan menerapkan digitalisasi dalam pendidikan nasional akan dapat menciptakan perubahan yang berdampak dan tidak dapat diputarbalik.
Namun, Nadiem mengingatkan, teknologi secanggih apapun, inovasi sebesar apapun, tidak akan pernah menggantikan peran guru sebagai pendidik. Kini guru dan orang tua dituntut supaya membiasakan diri dengan teknologi untuk mencari informasi dan berkomunikasi, ketika siswa harus melakukan belajar dari rumah.
"Konsepnya bukan untuk menggantikan guru, tetapi teknologi itu untuk memperkuat potensi guru," tegasnya.
"Guru yang datang ke pintu-pintu setiap muridnya itu menunjukkan bahwa di ujungnya itu sebenarnya guru dan tentunya orang tua yang akan membuat perubahan tersebut dan itu merupakan suatu hal yang sangat menginspirasi. Itu namanya guru penggerak. Mereka itu tanpa disuruh sudah bergerak duluan dan harus kita beri mereka bantuan," ujar Nadiem.dtc