Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Sebanyak 25 pelajar SMK Parawisata Prima Sidikalang harus menjalani karantina atau isolasi di rumah singgah pencegahan virus corona (Covid-19) yang berada lokasi Taman Wisata Iman (TWI) Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi. Ke 25 siswa/i tersebut baru saja pulang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kota Medan. Namun, saat pulang dari Medan, sesampainya di pos perbatasan terpadu penanganan Covid-19 perbatasan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Karo, tepatnya di Simpang Silalahi Lae Pondom, para siswa itu disarankan oleh petugas untuk menjalani karantina selama 14 hari.
Kepala SMK Parawisata Prima, Rejeki Situmorang saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon selulernya membenarkan hal itu. Dijelaskannya, bahwa anak didiknya yang dikarantina baru saja selesai melaksanakan PKL di Kota Medan.
“Mereka baru saja melaksanakan PKL di berbagai kantor perjalanan (travel), ada yang di Perumnas Mandala, Simpang Pos dan Pasar Satu Medan,” kata Rejeki, Rabu (6/5/2020).
Disebutkannya, pada hari Senin (4/5/2020) ke 25 anak didiknya dengan menaiki dua unit mobil Datra yang disewa atau rental menuju Sidikalang. Sesampainya di posko perbatasan di Simpang Silalahi mobil Datra yang ditumpangi dihentikan petugas posko untuk pengecekan dan pendataan penumpang.
"Waktu dilakukan pengecekan suhu tubuh dan lainnya, semuanya normal dan tidak ada yang menunjukan gejala sakit. Namun, anehnya petugas posko langsung menyuruh siswa/i untuk melakukan karantina,” ujar Situmorang.
Dijelaskan Tejeki, 5 dari 25 pelajar yang dikarantina bukanlah siswa/1 yang ikut PKL, mereka hanya diajak sama guru ikut menjemput para pelajar yang selesai melaksanakan PKL.
“Lima orang itu hanya ikut menemani guru untuk menjemput siswa/i yang selesai melaksanakan PKL,” sebut Situmorang.
Rejeki pun berharap lima siswanya yang hanya ikut menjemput bisa dipulangkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penaganan Covid-19, karena orang tua mereka merasa keberatan.
“Seorang guru yang ikut dalam rombongan itu, sebelumnya diperbolehkan pulang. Jadi saya berharap kelima siswa/i itu juga bisa dipulangkan,” harapnya.
Sementara, Ketua Pokja Humas Gugus Tugas Percepatan Penaganan Covid-19, Rahmatsyah Munthe yang juga Kepala Dinas Infokom Dairi Kabupaten Dairi kepada wartawan mengatakan, tindakan yang dilakukan petugas posko penjaga perbatasan sudah sesuai protokol pencegahan penularan Covid-19.
“Kota Medan sekarang sudah zona merah Covid-19, untuk menekan penyebarannya perlu dilakukan antisipasi. Semua daerah di Sumatera Utara telah memberlakukan hal yang sama,” sebut Rahmatsyah.
Menurut Rahmatsyah, karantina yang dilakukan selain untuk kebaikan mereka dan keluarganya juga untuk masyarakat di tempat tingalnya masing-masing terutama bagi orang berusia lanjut yang kondisi tubuhnya sangat rentan tertular Covid-19.
“Jadi, kita berharap kesadaran semua pihak untuk ikut melakukan pencegahan, sehingga Covid-19 segera berakhir dan kita bisa kembali hidup normal,” ucap Rahmatsyah.
Rahmatsyah juga menyampaikan, orang yang dikarantina di rumah singgah difasilitasi Pemkab Dairi mulai dari tempat penginapan, makan sampai kebersihan dan kesehatan badan.
Untuk sarapan pagi, makan siang dan makan malam diberikan. Begitu juga ekstra puding makanan ringan berupa gorengan, roti, serta minum teh dan kopi.
“Untuk keperluan mandi, seperti sabun, sampo bahkan deterjen mencuci baju juga disediakan,” terang Rahmatsyah.