Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pakpak Bharat. Keberadaan dokter spesialis di rumah sakit bisa dikatakan cukup vital. Namun berbeda di RSUD Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgin) ataupun spesialis kandungan di rumah sakit tersebut saat ini kosong.
Kabar kekosongan dokter Obgi di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut saat ini telah beredar di kalangan masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat.
Kabid Pelayanan RSUD Salak, dr Manuturi Situmorang, saat dikonfimasi medanbisnisdaily.com, di Gedung RSUD Salak, Rabu (6/5/2020), membenarkan dokter spesialis Obgin di RSUD Salak sejak April 2020 hingga saat ini kosong.
"Kita upayakan kemarin itu dari pendayagunaan dokter spesialis itu yang dari kementerian, kita surati dan kita buat permohonan untuk spesialis dokter Obgin ke kementerian pada Februari untuk pengiriman April. Jadi pada April lalu, dua kita minta, dokter bedah sama dokter Obgin. Dokter bedah datang dokter Obgin gak datang sama sekali, dari surat pengantar ada," kata dr Manuturi.
Untuk mengatasi jika ada pasien yang berhubungan ke dokter Obgin, menurutnya terlebih dahulu ditangani, kalau tidak bisa ditangani akan dirujuk.
"Untuk sementara ini, pasien yang datang kerumah sakit kalau bisa ditangani disini kita tangani disini. Kalau tidak bisa tetap dirujuk," ungkapnya sembari mengatakan pasien yang dirujuk selama kekosongan dokter Obgin sudah kurang lebih 5 (lima) orang.
Direktur RSUD Salak, dr. Elisa Barus saat dikonfirmasi Medanbisnisdaily.com juga membenarkan kekosongan dokter OBGIN di RSUD Salak.
Namun mengenai kekosongan tersebut, dr.Elisa Barus mengaku sudah kembali mengusulkan ke Provinsi dan sudah di asese Provinsi.
Sementara Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tim penanganan penanggulangan Covid-19 di RSUD Salak Kabupaten Pakpak Bharat saat ini sudah normatif mencukupi.
"Sudah agak normatif mencukupi, ada bantuan dari provinsi ada dari teman-teman peduli ada," kata Direktur RSUD Salak, dr. Elisa Barus.