Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Saya terperanjat ketika Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat berdamai dengan Covid-19. Lho, bukannya berperang, pak Presiden!
Ternyata saya salah asumsi. Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan maksud Presiden adalah agar masyarakat tetap produktif meski virus corona masih mewabah di dalam negeri. Tentu saja semua pihak terus berusaha agar Covid segera hilang. Intinya, kata Bey kepada wartawan, Jumat (8/5) lalu, mewabahnya Covid-19 menjadikan adanya penyesuaian dalam kehidupan.
Dengan kata lain, selama wabah masih terus ada, Jokowi meminta seluruh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan. "Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," katanya di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis (7/5/2020).
Berdamai berarti hidup normal dengan cara baru. "Ya, artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut the new normal. Tatanan kehidupan baru," kata Bey.
Sebab jika hidup normal dengan cara lama, Covid-19 justru akan memenangkan “peperangan.” Massa yang berkerumunan hingga budaya jabat tangan maupun tradisi ramai-ramai di mana-mana akan menjadi mangsa yang empuk bagi virus corona.
Gaya hidup tentu saja tidak stagnan. Oleh berbagai faktor dia selalu bergerak dan berkembang. Sesungguhnya secara alamiah pun manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan. Ibaratnya, jika takut dilembur pasang, jangan berumah di tepi pantai.
Memang, menurut Jokowi, kemungkinan kasus COVID-19 di Indonesia masih bisa naik dan turun secara fluktuatif. Tapi Jokowi mengatakan sebelum ada vaksin COVID-19, masyarakat harus berdamai dengan virus ini.
Berdamai bukan berarti pasrah. Atau pasif. Melainkan aktif dan dinamis dalam melakukan perubahan gaya hidup. Saya kira ini semacam revolusi gaya hidup yang membuat Covid-19 kehilangan mangsa dan akhirnya eksistensinya punah.