Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Dua warga warga Desa Tagaule, Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias, Sumatra Utara diisolasi ke rumah sakit darurat rujukan kasus corona, RSUD Kota Gunungsitoli karena hasil rapid test positif atau reaktif. Untuk memastikan apakah keduanya positif terinfeksi virus corona atau negatif, pihak RSUD Gunungsitoli akan mengirimkan sampel swab kedua pasien ke Medan.
"Kemungkinan swab pasien itu akan dikirim. Ya, kemungkinan di Rumah Sakit USU, Medan," kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Gunungsitoli, dr Hotman.Purba yang ditemui medanbisnisdaily.com, Selasa (12/5/2020).
Kata Hotman, ketika di test suhu tubuh keduanya tinggi sekitar 38 derajat Celsius sedangkan tekanan darahnya turun 110/60. Keduanya berinisial KL, (19) perempuan dan FB, (27 ) laki-laki. Hubungan keduanya keluarga ipar. Dengan demikian mereka masuk rumah sakit bertatus pasien dalam pengawasan (PDP) kasus corona.
Diberitakan sebelumnya, 2 warga Desa Tagaule diisolasi ke RSUD Gunungsitoli, Senin malam (11/5/2020). Kedua orang tersebut berdasarkan hasil rapid testnya reaktif. Hal itu disampaikan tim gugus Covid-19 Kabupaten Nias, Budiman Mendrofa saat dihubungi via telepon selular.
"Hasil lab semua 7 orang positif malaria palsiparum dan DBD, 2 orang rapid test nya reaktif sehingga perlu pemeriksaan ulang lebih lanjut untuk memastikan. Hari ini dirujuk ke RSUD Gunungsitoli," ungkap Budiman Mendrofa.
Dijelaskannya, ke-7 orang tersebut telah diperiksa oleh tim medis, namun dua orang di antaranya memiliki gejala demam tinggi dan imunnya turun. Namun kata dia, hal itu belum tentu positif corona.
"Mereka ini malaria, jadi bukan berarti mereka positif (Corona). Tapi kalau dari protap WHO ada ODP, PDP dan OTG. Dia memang sudah masuk zona PDP," jelasnya.
BACA JUGA: Rapid Test Reaktif, 2 Warga Tagaule Nias Diisolasi ke RSUD Gunungsitoli
Sebelumnya, salah satu dari keluarga tersebut meninggal dan telah dikebumikan beberapa hari yang lalu. Berdasarkan informasi yang dihimpun bahwa yang meninggal tersebut juga mengalami demam.
Disebutkannya lagi, bahwa keluarga tersebut tidak ada riwayat pergi ke zona merah ataupun datang dari zona merah. Mereka hanya masyarakat biasa yang tidak berpergian kemana-mana.
Dia menduga bahwa kedua orang tersebut sakit akibat cuaca buruk ditambah lagi dengan virus ASF yang melanda daerah tersebut.
Sebelumnya, dr Hotman Purba, yang juga Tim Gugus Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Gunungsitoli yang dihubungi via telepon selularnya menyampaikan bahwa hal itu belum bisa dipastikan positif atau tidak.
"Saya belum bisa memastikan itu, karena saya belum komunikasi dengan dokternya dan tim gugus. Jadi besoklah baru bisa saya kasih kabar tentang itu yah," tukas dr Hotman Purba,