Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Newcastle Upon Tyne - Kasus pembajakan hak siar Premier League membayangi proses pembelian Newcastle United. Meski demikian, otoritas kompetisi memilih bungkam. Kok bisa?
Newcastle akan diakuisisi oleh Public Investment Fund (PIF), konsorsium Arab Saudi yang dipimpin Pangeran Salman. Namun, sudah sebulan lebih, prosesnya belum juga rampung.
Padahal Pangeran Salman sudah memberikan uang panjar 17 juta paun untuk proses jual-beli dengan pemilik Newcastle sebelumnya Mike Ashley. Ditenggarai ada dua hal krusial yang menghambatnya.
Pertama terkait protes soal pelanggaran HAM yang dilakukan Pangeran Salman beberapa waktu lalu dalam kematian jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2018.
Meski pihak Premier League dan Pemerintah Inggris tidak mau ikut campur terkaita persoalan HAM itu, namun hambatan kedua ini yang paling krusial. Ini terkait pembajakan hak siar yang dilakukan Arab Saudi.
Pangeran Salman dianggap lepas tangan terkait pembajakan siaran langsung di kawasan Timur Tengah yang saat ini dipegang beIN Sports. Pihak beIN sudah menyurati Premier League agar menolak proses jual beli tersebut.
Sebab, jika jual beli itu diluluskan begitu saja, otoritas Premier League sama saja membiarkan pembajakan terjadi. Kini respons Premier League dan klub-klub lainnya ditunggu terkait kasus ini.
Tapi, kabar buruk untuk beIN Sports, Premier League dalam hal ini CEO Richard Masters menolak berkomentar sama sekali soal isu pembajakan itu. Dilansir Sky Sports, Ada kesan Premier League seperti membiarkan proses jual-beli itu terjadi.
Maklum jika Newcastle jadi dibeli Pangeran Salman, maka nilai jual kompetisi itu di Arab Saudi meningkat. Apalagi The Magpies bisa jadi kekuatan baru berkat dukungan finansial.dtc