Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Pakpak Bharat. Ditengah Pandemi Corona Virus Diseases 2019 ataupun Covid-19, pemerintah telah gencar untuk melakukan pencegahan penyebaran virus tersebut serta memberikan bantuan bagi warga yang terdampak Covid-19 tersebut.
Namun ditengah pandemi virus Covid-19, beredar di media sosial Facebook foto warga Desa Perpulungen, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat, tinggal di rumah tak layak huni.
Foto yang beredar di media sosial, terlihat pasangan suami istri bersama tiga orang anaknya tinggal di rumah yang berdindingkan karung warna putih yang di belah dan terapal warna biru dan juga beratapkan bambu disusun.
Setelah Medanbisnisdaily.com melakukan penulusuran kebenaran informasi foto yang beredar di Facebook tersebut, ternyata benar warga Desa Perpulungen, Kecamatan Kerajaan, Kabupaten Pakpak Bharat di Dusun Ratar, yaitu Derita Cibro dan istrinya Pida Bru Manik beserta tiga orang anaknya, Rabu (13/5/2020).
Terkait hal tersebut, Kepala Desa Perpulungen, Amiruddin Habeahan saat dikonfirmasi membenarkan foto yang beredar tersebut merupakan warga Desa Perpulungen.
Dia mengatakan, mereka baru dua bulan pindah ke Desa Perpulungen, yang sebelumnya di Jambu Kecamatan Siempat Rube.
"Dia pindah-pindah, sebelum dia di Desa Perpulungen ini, mereka ini di Jambu, sebelum di jambu, dia juga pernah di singgabur," ungkapnya kepada wartawan.
Amiruddin juga mengakui, Derita Cibro tidak mendapat bantuan BST, kerna petugas desa sudah berungkali meminta KK bersangkutan namun tidak ada, namun saat mau pencairan hari pertama, disitu batu diberikan KK-nya.
"Itupun orangtuanya yang memberikan KK nya itu, tidak langsung yang bersangkutan memberikan KK nya tersebut kepada kita," ungkapnya sembari menunjukkan kepada media KK keluarga tersebut belum ditandatangani kepala keluarga.
Namun, kata Amiruddin, keluarga tersebut nanti akan diberikan bantuan melalui Dana Desa Perpulungen, yaitu BLT.
"Bukan kerna sudah beredar pemberitaan seperti ini, sehingga kita memberikan bantuan itu. Sebelumnya sudah kita rencanakan kerna dia tidak mendapat BST dari Kemensos RI ini," ungkapnya.
Dia juga menyesalkan adanya orang yang langsung menyebarkan foto-foto keluarga tersebut ke media sosial FB, tanpa koordinasi dengan pihak desa yang bersangkutan agar diberikan penjelasan terkait warganya tersebut.
"Kan kalau dia koordinasi sebelumnya kepada kita, kan kita bisa menjelaskan terkait warga kita itu. Agar beritanya tidak simpang siur dan yang lain tidak menduga yang tidak-tidak, sehingga tidak ada kesan untuk untuk menjatuhkan sepihak," ungkapnya.
Apalagi katanya dimasa Covid-19 ini, pihaknya trus melakukan penjagaan di pintu masuk menuju desa tersebut, pasti setiap orang yang masuk ditanya untuk kepentingan apa masuk ke desa tersebut.
"Mungkin dia tidak ada melapor ke posko kita ini, kan kalau sebelumnya dia melapor saat mau masuk, dan dikasih tau maksud dan tujuannya, kan bisa kita jelaskan," katanya.
Sementara salah seorang warga Desa Perpulungen di Dusun Ratar, Marihot Habeahan mengaku baru tau kalau Derita Cibro dan istrinya dan anaknya sudah tinggal di Desa Perpulungen tersebut.
"Sejak ada masalah seperti ini, baru aku tau sudah didesa ini mereka tinggal, kerna sebelumnya tidak tinggal disini," ungkap Marihot.