Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali diperdagangkan di teritori negatif dengan ditutup melemah 0,14% di level 4.507,61. Sentimen dari dalam negeri belum mampu menjadi penopang kinerja IHSG. Data neraca dagang nasional justru merealisasikan defisit.
Defisit yang terjadi di tengah pandemi corona ini tentunya menjadi kabar buruk. Kalau disaat pertumbuhan ekonomi tengah bagus-bagusnya, defisit menjadi salah satu indikator kuatnya arus barang modal yang masuk ke Indonesia. Atau disisi lain menggambarkan tingginya permintaan bahan baku yang nantinya akan menjadi bahan baku pembangkit pertumbuhan ekonomi.
"Pada saat ini, pertumbuhan tengah terpuruk namun defisit justru terjadi. Kondisinya sangat mengkhawatirkan seandainya di bulan Mei defisitnya trus melebar. Pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi ditambah defisit yang naik bisa menjadi gambaran ekonomi yang tidak baik," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Jumat (15/5/2020).
Gunawan mengatakan, apa yang terjadi saat ini bukanlah kabar baik. Bukan kabar baik bagi siapa pun. Hampir bisa dipastikan tidak ada dampak positif yang bisa diambil dari defisit tersebut. Karena tanpa diikuti dengan laju pertumbuhan ekonomi yang baik.
"Justru kita harus berhati-hati dengan kondisi itu," kata Gunawan.
Sementara itu, pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah menguat di level 14.860/dolar Amerika Serikat (AS). Kinerja rupiah juga tidak merefleksikan kekhaeatiran dari neraca perdagangan yang defisit. Tren penguatan rupiah belakangan ini juga banyak ditopang dari arus dana masuk dari penerbitan obligasi yang membuat cadangan devisa membaik.