Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) mengomentari penjelasan Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis soal harga sembako bantuan yang mereka beli. PGK menilai harga yang disampaikan Riadil simpang siur.
"Kami baca semalam Kepala BPBD menyebut harga beras 10 kg Rp 112.000, minyak goreng 2 liter Rp 28.000, gula 2 kg Rp 37.000 dan mi instan 20 bungkus Rp 48.000," kata Ketua PGK Sumut Hendra Hidayat, Sabtu (16/5/2020).
"Hari ini kami baca lagi masih dari orang yang sama, harga total sembako yang Rp 225.000 itu termasuk biaya gudang dan transportasi sembako, ini mana yang benar? Informasinya simpang siur," imbuhnya.
Hendra juga menilai harga yang disampaikan Riadil untuk harga beras dan minyak goreng yang disampaikan Riadil di awal terlalu mahal. Harga ini menurut Hendra jauh di atas harga pasar.
"Beras 10 kg seharga Rp 112.000 dan minyak goreng 2 liter seharga Rp 28.000 itu beli dimana ya? Harganya sangat mahal. Jauh diatas harga pasar," tutur Hendra.
BACA JUGA: HIMMAH Temukan Mark Up Hingga Rp 27,6 M Pengadaan Paket Sembako Pemprov Sumut
Hendra kemudian membandingkan harga tersebut dengan harga sembako yang diberlakukan Pemprov Sumut saat menggelar sembako murah. Menurutnya, harga sembako di pasar murah dan bantuan berselisih harga sangat jauh.
"Belum lagi kalau kita bandingkan dengan harga di pasar murah UMKM itu ya. Paket beras 10 kg, gula 2 kg, minyak 2 liter dan telur 1 papan dihargai 149.000. Ini kan jauh sekali selisih harganya," jelas Hendra.
Hendra menjelaskan pihaknya akan membuat tim untuk mengawasi beras yang sampai ke masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memastikan harga sembako yang disampaikan Riadil sama dengan kualitas sembako yang dibagikan ke masyarakat.
"Nanti kita akan terus awasi ini, kita akan bentuk tim. Investigsi ke rumah-rumah warga yang mendapat bantuan sembako. Kalau harga tinggi begitu pasti kualitas sembakonya juga bagus. Nanti kita lihat isi paket sembako nya, kita akan coba sesuaikan dengan harga pasar," jelas Hendra.