Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New York. Lebih dari 100 negara mengajukan draf resolusi yang menyerukan 'evaluasi' independen terhadap pandemi virus Corona (COVID-19). Draf resolusi ini diserahkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Seperti dilansir CNN, Senin (18/5/2020), draf resolusi ini rencananya akan diajukan dalam Sidang Kesehatan Dunia ke-73 yang digelar secara virtual pada pekan ini.
"Menyadari perlunya semua negara untuk memiliki akses tanpa hambatan secara tepat waktu terhadap diagnosis, terapi, obat-obatan dan vaksin yang berkualitas, aman, manjur dan terjangkau, pada teknologi kesehatan yang esensial dan komponennya, juga perlengkapan untuk respons COVID-19," demikian bunyi mosi yang mendorong draf resolusi ini.
Dalam draf resolusi, para negara anggota menyerukan WHO untuk memulai 'proses bertahap untuk evaluasi yang tidak memihak, independen dan komprehensif, termasuk menggunakan mekanisme yang sudah ada, yang sesuai, untuk mengkaji pengalaman dan pelajaran yang didapat dari respons kesehatan internasional terhadap COVID-19 yang dikoordinasikan WHO'.
Draf resolusi ini didukung oleh lebih dari 100 negara, termasuk Australia, India, Selandia Baru, Rusia dan Inggris. Dukungan juga datang Uni Eropa dan negara-negara anggotanya.
Amerika Serikat (AS) tidak ikut menandatangani draf resolusi ini. Tidak diketahui di mana posisi Cina dalam draf resolusi ini. Draf resolusi ini tidak secara spesifik menyebut Cina , yang telah menerima kritikan internasional terkait penanganan awal-awal wabah pandemi Corona.
Sebelumnya pada April lalu, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, menyerukan penyelidikan independen atas penyebaran virus Corona dan menyatakan bahwa persoalan 'transparansi dari Cina pasti' akan dibahas. Jajaran pejabat Cina menyebut gagasan penyelidikan independen itu didasari motif politik.
Pekan lalu, Cina menanggapi tuduhan-tuduhan politikus AS yang disebut sebagai 'kebohongan-kebohongan'. China menyebut tuduhan-tuduhan AS itu disengaja 'untuk mengalihkan kesalahan ke Cina karena respons mereka (AS) yang tidak memadai terhadap COVID-19'. Cina berulang kali menyangkal tuduhan menutupi-nutupi dan menunda perilisan informasi virus Corona.(dtc)