Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pandemi COVID-19 yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menyebabkan tekanan pada perekonomian global termasuk Indonesia.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar menjelaskan kondisi ini juga membuat perubahan pada pola konsumen.
Karena itu pelaku usaha dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat agar mampu bertahan di tengah pandemi.
"Selera konsumen akan berubah. Misalnya akan banyak juga konsumen yang meminta APD. Lalu jamu-jamuan seperti empon-empon sekarang jadi minuman rutin harian," kata Sanny dalam diskusi virtual, Jumat (22/5/2020).
Dia mengungkapkan selain itu industri makanan dan minuman akan terus berkembang. Hal ini karena kebutuhan dasar masyarakat yang paling utama.
Kemudian sektor ecommerce juga harus memenuhi kriteria kesehatan. Seperti pengepakan yang higienis dan pengiriman yang bersih.
Selain itu kebutuhan akan tenaga IT semakin meningkat seperti web desainer akan meningkat.
Menurut Sanny selain pola konsumsi, pengusaha juga harus menghadapi proses perubahan bisnis. Misalnya efisiensi agar bisa bertahan di tengah pandemi ini.
"Memang produksi yang efisien ini dikhawatirkan akan menimbulkan pengurangan SDM. Tapi ini cara untuk bertahan," jelas dia.
Baca juga: Ada Peluang Baru di Sektor Makanan dan Minuman Imbas Corona
Kemudian pengusaha juga harus meningkatkan pemasaran di sistem e-commerce dan penguatan home delivery dengan menyediakan layanan pengiriman yang langsung sampai.
"Kalau untuk pasar bisa menerapkan protokol social distancing. Jangan sampai seperti di tanah abang," jelas dia.dtc