Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantau Prapat. Momen Idulfitri kali ini memang terasa berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Momen yang identik dengan kumpul keluarga tersebut tahun ini terpaksa harus dijalani dengan penuh dengan keterbatasan akibat pandemi Covid 19. Akibatnya momen yang diharapkan juga dapat menjadi pelepas rindu tersebut, ternyata pada tahun ini tidak seperti yang diharapkan bagi sebagian pihak. Demikianlah yang dirasakan oleh keluarga para narapidana yang sedang menjalani hukuman. Akibat pandemi Covid 19, larangan berkunjung memang diberlakukan di seluruh lapas di Indonesia sesuai dengan intruksi Kemenkumham.
Menangapi peraturan tersebut beberapa pihak memang tak merasa keberatan. Menerima walau dengan berat hati. "Jangankan untuk orang yang sedang direnggut kebebasannya, untuk orang yang bebas saja di kenakan aturan larangan mudik, jadi mau tak mau harus diterimalah aturan ini," kata Khairul Masri (42), seorang keluarga Napi yang sedang berkunjung ke Lapas Rantau Prapat ketika sedang memberikan paket makanan kepada anggota keluarganya yang sedang menjalani hukuman.
Sementara pendapat yang hampir sama juga diutarakan oleh seorang ibu rumah tangga. Sambil berusaha menutupi rasa kesedihannya, ibu dua orang anak ini berkata bahwa ia dan anak-anaknya sebenarnya sudah sangat rindu ingin bertatap muka dengan suaminya yang sudah 2 tahun menjalani masa hukuman di Lapas Rantau Prapat.
Perempuan yang mengaku bernama Ningsih (36) ini, mengatakan, biasanya ia minimal 2 kali dalam sebulan mengunjungi suaminya di lapas Rantau Prapat.
"Sudah hampir 2 bulan ini lah gak boleh berkunjung, bang. Rindu awak mau melihat wajah suami. Tapi syukurlah masih bisa mengirim paket makanan," ujarnya menahan rasa haru.
Ketika disinggung bahwa untuk bertatap muka kan bisa dilakukan melalui alat komunikasi, Ningsih menjawab bahwa hal tersebut tidak bisa untuk dilakukan. "Mana bisa bisa video call bang, HP kan dilarang " Ujarnya.
Ningsih juga mengatakan bahwa selama bulan Ramadan kemarin, ia rutin mengirimkan paket makanan berbuka puasa kepada suaminya.
"Itu lah pengobat rindu suami awak bang. Bisa makan masakan dari rumah," katanya mencoba menghibur hati.
Sementara seorang petugas Lapas Rantau Prapat yang enggan disebutkan namanya, membenarkan bahwa larangan berkunjung masih diberlakukan.
"Kalo kami ini kan cuma mengikuti intruksi dari atasan lae, peraturan ini merupakan intruksi dari Kemenkumham" katanya.