Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terpuruk karena aksi profit taking. IHSG ditutup melemah 1,34% di level 4.854,75 setelah selama sesi perdagangan hari ini terus diperdagangkan di zona merah. Dan tekanan pada IHSG ini bisa berlanjut besok karena sejumlah indeks futures di AS menunjukkan pelemahan di atas 1%. Dan yang paling parah adalah adanya penurunan pada indeks saham di zona Eropa juga.
Sementara itu, mata uang rupiah pada perdagangan sore ini juga melemah dikisaran 14.020/dolar AS. Padahal rupiah sempat menguat di sesi perdagangan pagi. Pasar keuangan domestik pada perdagangan hari ini bergerak dalam rentang yang cukup lebar.
"Volatilitas pada rupiah dan IHSG menunjukkan bahwa pelaku pasar melakukan trading jangka pendek dan lebih melihat isu-isu teknikal," katanya, Kamis (11/6/2020).
Namun jika dibandingkan antara kinerja IHSG dan rupiah, maka mata uang rupiah yang sebenarnya mampu membalikkan posisinya. Selama tahun berjalan, rupiah sempat diperdagangkan di kisaran 13.580/dolar AS dan rupiah sempat menyentuh 16.600/dolar AS di tahun 2020 ini.
Namun posisi rupiah belakangan berbalik menguat dan saat ini mampu bertahan diangka 14.000-an/dolar AS. Kondisi rupiah jelas lebih baik ketimbang IHSG. Dimana IHSG yang sempat bertahan di atas level 6.000 awal Januari, namun sampai saat ini kondisinya masih belum mampu mendekati level tersebut. IHSG justru masih terlihat sulit untuk bertahan di atas level 5.000-an.
Penyebaran corona memang menjadi salah satu pemicu melemahnya kinerja pasar keuangan global. Dan kondisi seperti ini diyakini belum akan berakhir dalam waktu dekat. Dimana ancaman penyebaran corona gelombang kedua kian mencuat akhir-akhir ini.
Nantinya hal itu akan mempengaruhi psikologis investor. Ditambah lagi, jika New Normal yang diberlakukan ternyata tidak memberikan efek signifikan bagi pemulihan. Atau malah jika jumlah pasien Covid-19 mengalami peningkatan, maka kekhawatiran selanjutnya adalah banyak negara yang akan berbondong-bondong kembali memberlakukan lockdown.
"Ini resiko besar selama skema New normal diberlakukan. Ada resiko yang mengintai. Sehingga saya yakin pelaku pasar akan bersikap realistis bila berkaca dengan kondisi seperti yang sekarang ini. Jadi meskipun rupiah seakan mampu membalikan keadaan, ukan berarti rupiah akan mampu melanjutkan tren penguatannya. Dan untuk IHSG, saya yakin masih akan bergerak sangat volatile selama virus corona masih menjadi pandemi," kata Gunawan.