Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Kapolres Dairi dan jajaran beberapa waktu lalu mengunjungi tempat tinggal kakek Tumin (76) yang hidup sebatang kara di gubuk reot perladangan di Desa Lau Tawar, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.
“Kedatangan Kami untuk memberikan bantuan sembako dan tali asih berupa uang untuk kebutuhan hidup kakek Tumin yang terbaring sakit dan lumpuh menahun,” kata Kapolres Dairi, AKBP Leonardo D Simatupang SIK melalui Kasubag Humas, Iptu Doni Saleh kepada wartawan, Senin (15/6/2020).
Disebutkan Doni, Melihat kondisi kakek Tumin yang sakit dan hanya bisa terbaring lemah akibat lumpuh yang dideritanya, Kapolres Dairi langsung memerintahkan Kapolsek Tanah Pinem untuk berkordinasi dengan Camat dan Kepala Desa, agar segera membawa kakek Tumin Ke RSUD Sidikalang untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan.
“Sekarang ini kakek Tumin sudah dibawa ke RSUD Sidikalang untuk mendapat perawatan medis atas penyakit yang dideritanya,” ujar Doni.
Dalam giat yang dilakukan, Kapolres Dairi didampingi pejabat dan personil, yakni Kasat Binmas, Akp S. Simanjuntak, KBO Binmas Polres Dairi Iptu YH Ujung SH, Kasubbag Humas Iptu Doni Saleh dan personil Sat Binmas dan SatLantas.
Informasi dihimpun dari warga Desa Lau Tawar, bahwa kakek Tumin sudah lama sakit dan tidak bisa melakukan aktivitas normal lagi sejak 1 tahun terakhir karena menderita lumpuh.
Dia hidup seorang diri di gubuk yang kondisinya sangat memprihatinkan yang dibangun diatas tanah milik saudara sepupuhnya.
Untuk keperluan buang air besar dan lainnya, semua dilakukan di tempat tidur. Sedangkan untuk kebutuhan makan dan membersihkan tubuhnya kakek Tumin dibantu anak dari saudara sepupuhnya bernama, Nandar yang tinggal sekitar 1 kilometer dari gubuk yang ditempatinya
Di mana kehidupan Nandar yang bekerja sebagai petani dan hidup pas-pasan tidak bisa membantu banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup kakek Tumin, apalagi untuk biaya berobat.
Sementara, kakek Tumin menuturkan, kalau dia mulai tinggal di Desa Lau Tawar sejak tahun 1970, dia mengaku sudah pernah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Namun, pada awal tahun 1980 istrinya pergi meninggalkannya dan membawa kedua anaknya yang saat itu masih balita.
“Sampai sekarang saya tidak pernah bertemu dan tidak tahu lagi kabar isri dan anak saya,” ungkap kakek Tumin.
Sampai sekarang menurut kakek Tumin, dia belum memiliki Kartu Keluarga (KK) dan e-KTP. “Selama ini saya juga tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah,” ucapnya sedih.