Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa Indonesia harus berusaha keras untuk menghindari ancaman resesi ekonomi yang diakibatkan pandemi COVID-19. Sebab pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 diproyeksikan negatif.
Oleh karena itu, Indonesia harus berupaya agar pertumbuhan ekonomi kuartal III bisa positif. Sebab jika pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut negatif otomatis terjadi resesi.
"Technically kalau dua kuartal berturut-turut negatif memang resesi. Kan itu definisi resesi memang bahwa pertumbuhan ekonomi dua kuartal berturut-turut negatif. Itu berarti ekonomi mengalami resesi. Nah kita kuartal I masih 3%, kuartal II mungkin negatif. Kita lihat di kuartal III, kita berharap bisa pulih mendekati nol, technically tidak resesi," kata dia dalam konferensi pers virtual APBN KiTa, Selasa (16/6/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menjelaskan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut butuh perjuangan yang luar biasa berat.
"Tapi ini perjuangan yang luar biasa berat. Makanya tadi fokus kita adalah kepada kebijakan-kebijakan untuk memulihkan tadi, kalau sudah ditaruh di APBN tapi belum berjalan kan berarti dampaknya kepada pemulihan menjadi minimal," ujarnya.
Dia mencontohkan stimulus fiskal yang progresnya belum optimal. Untuk sektor kesehatan baru 1,54%, perlindungan sosial 28,63%, insentif usaha 6,8%, UMKM 0,06%, pembiayaan korporasi 0%, sektoral dan pemda 3,65%.
Pemerintah akan mendorong realisasi dari stimulus fiskal tersebut agar mampu memulihkan perekonomian di kuartal III agar tidak negatif dan terjadi resesi ekonomi.
"Kesehatan kita harap bisa segera diimplementasikan, insentif usaha tadi yang pajak-pajak mungkin nanti Pak Suryo (Dirjen Pajak) bisa sampaikan beberapa perusahaan yang sudah mendaftar dan lain-lain, meskipun jumlahnya belum maksimal tapi sudah mulai ada ratusan dari perusahaan-perusahaan yang mendapatkan atau menikmati insentif itu," ujarnya.
"Diharapkan di kuartal III bisa memulihkan dari kontraksi (pertumbuhan ekonomi) menjadi paling tidak mendekati nol sehingga technically kita bisa menghindari resesi," tambah dia.(dtf)