Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pagi ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di level 5.003,01 dan sejauh ini terus menguat di level 5.010,71. IHSG lanjutkan penguatan dan kembali ke level 5.000-an setelah pada perdagangan kemarin ditutup menguat 3,53% di level 4.986,46. Sementara itu, mata uang rupiah diperdagangkan stabil dengan kecenderungan menguat di kisaran 14.060/dolar Amerika Serikat (AS).
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, pada perdagangan kemarin, IHSG menguat signifikan seiring dengan optimisme membaiknya pasar keuangan setelah Bank Sentral AS atau The Fed berencana membeli obligasi swasta hingga ke pasar sekunder. "Aksi The Fed tersebut memicu optimisme bahwa pasar keuangan akan kembali bergairah seiring dengan kucuran likuiditas Bank Sentral paling berpengaruh di dunia," katanya, Rabu (17/6/2020).
Gunawan mengatakan, dolar AS kembali akan membanjiri pasar keuangan. Dan disisi lain, ekonomi AS mulai membaik seiring dengan indeks penjualan ritel yang mencatat kenaikan 17% di bulan Mei kemarin. Sentimen tersebut nantinya akan menggiring tren kenaikan bursa global.
Tetapi, pasar keuangan pada perdagangan saat ini mengabaikan banyak sentimen negatif dan lebih terfokus pada kemungkinan membaiknya ekonomi pasca dibukanya lockdown. Padahal krisis di perbatasan India dan Cina yang menewaskan tentara di kedua belah pihak berpotensi memicu terjadinya masalah hubungan kedua negara yang lebih luas, termasuk ke ekonomi.
Disisi lain, IMF juga menyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di 2020 ini akan lebih buruk dari perkiraan mereka sebelumnya. Yang pada dasarnya semua mengetahui bahwa ekonomi global berpeluang masuk ke jurang resesi. Tetapi seakan semuanya mengabaikan kemungkinan buruk yang jelas akan terjadi dalam waktu dekat tersebut.
"Jadi pelaku pasar sebaiknya berhati-hati dengan kenaikan kinerja bursa saham belakangan ini. Karena menurut saya, perilaku perdagangannya adalah jangka pendek. Modelnya itu hit and run dan rawan terjadi koreksi atau aksi profit taking," kata Gunawan.