Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kinerja ekspor karet Sumatra Utara (Sumut) ikut terdampak pandemi virus corona. Data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, ekspor karet Sumut pada periode Januari-Mei 2020 anjlok hingga 18,3% dibandingkan periode sama 2019. Jika pada Januari-Mei 2019 masih mencapai 174.345 ton, tapi tahun ini tinggal 142.413 ton.
"Ada penurunan ekspor sekitar 31.932 ton sepanjang Januari-Mei 2020. Dampak dari pandemi corona terhadap kinerja Industri karet remah (crumb rubber) memang cukup besar dan semakin parah pada bulan Mei. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, volume ekspor Mei saja mengalami penurunan hingga 39,35%," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo, Sumut, Edy Irwansyah, Rabu (17/6/2020).
Berdasarkan data Gapkindo Sumut, ekspor karet pada bulan Mei 2020 hanya mencapai 14.975 ton. Padahal di bulan April masih sebanyak 24.692 ton.
Penurunan produksi industri karet hingga berdampak pada kinerja ekspor utamanya diakibatkan berlanjutnya penundaan ekspor dan pengurangan pembelian oleh pihak buyer (pembeli). Sementara itu, stok yang belum belum dikapalkan mengganggu cash flow perusahaan karena belum ada pembayaran.
Edy merinci, pada Mei 2020, karet Sumut diekspor ke 27 negara. Sebanyak 6 negara tujuan utama mencapai 74,21% dari total ekspor yakni Jepang sekitar 26,61%, Cina sekitar 17,31%, Amerika Serikat (AS) mencapai 10,70%, Kanada sekitar 8,05%, Turki 7,08% dan Brasil 4,47%.
"Penurunan ekspor terbesar pada Mei 2020 ini yakni ke Jepang dan India. Syukurnya, ekspor karet Sumut sudah bisa ke 27 negara termasuk ke Cina, AS dan Jepang," kata Edy.
Gapkindo juga memprediksi, ekspor karet Sumut akan kembali naik di era New Normal (normal baru). Diperkirakan volume ekspor bulan Juni mulai membaik seiring dengan negara konsumen utama mulai aktif kembali, contohnya Cina. China pada April yang lalu berada pada posisi ke-7, saat naik ke posisi ke-2.
Sebaliknya, India sebelumnya pada posisi ke-6, saat ini berada pada posisi ke-11, sebab aktivitas industri dan kegiatan di beberapa pelabuhan di India masih terbatas.
"Ekspor karet di era New Normal diperkirakan akan terus membaik. Dan kami perkirakan akan mulai membaik sejak bulan Juni ini apalagi kini sudah banyak negara yang mulai membuka perdagangan luar negeri-nya," kata Edy.