Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Sudah lebih dari 100 hari sejak awal ditetapkannya Covid-19 sebagai bencana dunia, dan Indonesia juga menetapkan situasi siaga darurat Covid-19 tak lama kemudian. Situasi ini pastinya menimbulkan beberapa problem psikologis, seperti rasa khawatir, panik, takut dan tidak tenang, karena secara tiba-tiba harus menghadapi situasi darurat secara global ini.
Tak sedikit orang yang menjadi stress dan cemas karena harus segera menyesuaikan diri dengan situasi tersebut, seperti tidak bisa keluar rumah secara bebas, harus bekerja dan sekolah dari rumah, bahkan tidak bisa bertemu dengan saudara dan teman seperti biasanya. Disamping itu, kenyataan tentang berbahayanya virus Covid-19 ini juga dapat diketahui setiap hari melalui televise, koran ataupun media sosial, semakin menambah rasa takut dan kecemasan untuk tertular akan virus yang sangat berbahaya itu.
Cemas di awal masa pandemi ini adalah wajar, namun jika masih berlangsung setelah beberapa bulan tentunya itu dapat merugikan diri sendiri, karena secara psikologis hal tersebut akan mempengaruhi kinerja, hasil studi, ataupun relasi dengan orang lain. Oleh karena itu, agar siklus hidup dapat berlangsung secara normal seperti sebelumnya, maka yang juga penting dipersiapkan adalah kondisi psikologis.
Dalam menghadapi masa New Normal, selain memperhatikan protokoler kesehatan secara tepat, kita juga perlu merawat jiwa kita dengan rasa syukur agar bisa tetap merasa bahagia meski masa pandemic belum berakhir. Ada beberapa hal yang harus kita ketahui untuk dapat mencapai kebahagiaan (happiness).
Pertama, bahagia itu berasal dari diri sendiri. Kita bahagia karena kita memilih untuk bahagia. Bahagia itu kita rasakan karena pikiran kita menyatakan bahwa kita mampu untuk bahagia. Saat kita berpikir bahwa situasi pandemi ini penuh ketidakpastian dan menakutkan, emosi yang muncul adalah rasa takut, cemas, tidak puas, dan emosi negative lainnya. Setelahnya maka mungkin saja muncul perilaku panik atau buruk lainnya, seperti marah, atau tidak konsentrasi bekerja. Namun saat Anda memilih untuk bahagia, maka saat Anda akan berpikir bahwa situasi pandemi ini adalah sesuatu yang dialami oleh semua orang dan harus diterima, maka emosi Anda akan menjadi tenang, rileks dan sabar, yang kemudian diikuti dengan perilaku yang ingin memanfaatkan waktu secara positif, dengan melakukan aktivitas yang anda sukai atau masih tertunda sebelumnya, seperti membuat video dokumentasi liburan keluarga, mencoba resep baru dalam memasak, membaca buku atau mendengarkan motivasi dari beberapa tokoh populer secara online. Jadi pilihan anda dalam berpikir, akan mempengaruhi perasaan anda dan menentukan sikap anda selanjutnya.
Kedua, bahagia itu saat kita bisa berbagi. Selain dari diri sendiri, kita juga bisa merasa bahagia karena orang lain merasa bahagia. Kurangin rasa iri, dan perbanyak rasa bangga, termasuk untuk orang lain. Ikutlah berbahagia saat orang di sekitarmu bahagia. Berilah pujian, ucapan selamat dan tunjukkan rasa sukacitamu atas keberhasilan orang lain. Saat orang lain sedang menemukan kebahagiaannya, mungkin saja emosi positif dari orang tersebut akan mengalir kepada kita, karena rasa bahagia itu bisa menular kepada orang yang mau berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Begitu juga saat kita merasa bahagia, ekspresikan dan sebarkanlah dengan orang lain, yang dapat dimulai dengan memberikan dorongan, semangat dan bantuan, sehingga anda juga dapat menemukan kebahagiaan, dibalik senyuman, ucapan terimakasih dan doa dari orang tersebut.
Ketiga, bahagia itu adalah saat penuh dengan emosi positif. Untuk masa sekarang ini, emosi positif itu bisa diisi dengan melakukan aktivitas yang menimbulkan rasa “enjoy”. Temukan “enjoyment” versi dirimu, seperti menonton film kesukaan secara streaming, membuat konten video/foto lucu, bernyanyi di aplikasi menyanyi online, atau bahkan memakan makanan “enak” yang bisa kamu olah sendiri. Nikmati waktumu yang banyak selama dirumah, dan pikirkan masa lalu seperti sebelum pandemic dengan rasa puas karena sudah melalui banyak hal baik, serta pikirkan masa depan dengan penuh harapan, bahwa anda dapat melalui masa pandemic ini hingga akhir dengan selalu sehat dan hidup yang berkecukupan. Jadi, nikmatilah masa kini, puaslah dengan masa lalu dan optimislah dengan masa depan.
Keempat, bahagia itu adalah saat kita mampu bersyukur. Kurangi mengeluh, perbanyaklah bersyukur. Hiduplah sesuai realita, terimalah kenyataan saat ini sebagai sesuatu yang “terberi” dan tidak bisa anda tolak. Meskipun banyak hal terjadi yang tidak sesuai dengan ekspektasi anda, tetaplah menerimanya dengan syukur. Karena, hidup tak selalu sempurna, terkadang kita harus merasakan hal tidak menyenangkan seperti sekarang ini, agar anda dapat mensyukuri hal yang telah anda lalui sebelumnya.
Kelima, bahagia itu saat punya tujuan yang jelas. Tujuan akan membuatmu lebih bersemangat. Buatlah tujuan yang jelas dan dapat diukur, serta evaluasilah tujuan tersebut. Dalam situasi sekarang ini, wajar saja jika standarnya menjadi berbeda, karena perlu banyak penyesuaian dengan kebijakan “social distancing” atapun “work from home”.
Diskusikanlah dengan rekan dan atasan Anda, upayakanlah membuat rencana yang detil dan realistis untuk situasi saat ini. Namun, jika tujuan tersebut belum tercapai meski Anda sudah bekerja keras, mungkin saja waktu Anda belum datang. Percayalah waktu Anda akan segera tiba, saat ini anda hanya sedang “dalam proses”. Jangan terlalu keras dengan diri sendiri, saatnya anda mulai mengendurkannya sedikit dan menunggu “waktu” Anda yang paling tepat.
Dalam upaya mencapai kebahagiaan tersebut, hal yang paling utama kita harus lakukan adalah dengan bersyukur. Bahkan riset juga menemukan bahwa orang yang sering bersyukur mampu berpikir optimal, lebih sehat dan tingkat stresnya lebih rendah.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan rasa syukur kita, yaitu pertama, tuliskan rasa syukurmu secara spesifik. Anda bisa memulainya dengan membuat pohon syukur versi Anda, dimana buah-buah dalam pohon itu berisi hal-hal yang anda syukur dalam hidup, seperti kesehatan, keluarga, pekerjaan, studi, teman, bahkan gadget atau benda-benda kesayangan milik Anda. Setelah pohon syukur selesai dibuat, Anda dapat melihat ada banyak hal yang bisa anda perhitungkan sebagai sumber rasa syukur anda, meskipun terkadang anda merasa beberapa dari harapan Anda belum terwujud.
Yang kedua, lakukan afirmasi setiap hari. Anda dapat memulainya dengan membuat catatan harian tentang rasa syukur anda secara rutin, dan berlatih mengucapkannya setiap hari. Misalnya dengan mengucapkan afirmasi “Hari ini aku bersyukur masih diberikan kesempatan untuk tertawa bersama keluargaku” atau “Saya layak mendapatkan kebaikan dari teman saya hari ini”. Dengan seringnya Anda mengucapkan kata-kata positif berupa rasa syukur seperti itu, maka akan terbentuk kebiasaan bersyukur dari diri anda, karena pemikiran positif di dalamnya membuat Anda dapat memandang segala situasi dari sisi positif.
Kemudian yang terakhir adalah mengekspresikan rasa syukur tersebut, dimulai dengan orang terdekat Anda. Ucapkan rasa terima kasih Anda dalam bentuk ucapan, senyuman, kehangatan, kasih sayang, dan bantuan kepada orang terdekat; yang kemudian dapat anda teruskan kepada orang disekitar anda, termasuk orang-orang yang membutuhkan pertolongan anda. Dengan ungkapan rasa syukur tersebut, secara tidak langsung Anda juga sedang menebarkan kebahagiaan dan emosi positif Anda kepada orang di sekitar Anda, dan kebahagiaan anda juga akan semakin bertambah.
Tetaplah bersyukur dan bahagia, karena kebahagiaan itu ditentukan oleh Anda.
===
Penulis Dosen Fakultas Psikologi UHN Medan
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]