Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kepergian sang suami Kobe Bryant dan putrinya menjadi pukulan besar bagi kehidupan Vanessa. Wanita 37 tahun itu meminta Kongres Amerika Serikat segera melakukan pengetatan keamanan izin terbang helikopter.
"Saya sangat mendesak agar Kongres Amerika Serikat mengesahkan undang-undang federal yang akan meningkatkan keselamatan helikopter yang beroperasi di negara ini."
"Saya yakin ada kemungkinan Kobe dan Gianna masih hidup sampai hari ini jika helikopter mereka dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang disyaratkan oleh undang-undang federal yang tertunda ini." ujar Vannesa dalam keterangan resminya.
Mencuplik Autoevolution, Jumat (19/6/2020) helikopter yang menyebabkan Kobe dan putrinya meninggal adalah sebuah Sikorsky S-76 yang disewa oleh operator Island Express, terbang sangat rendah dalam kondisi cuaca buruk - kabut tebal. Pun disebut pilot hanya mengandalkan visual tidak dilengkapi dengan Instrument Fligh Rules yang lengkap.
Sebelumnya anggota parlemen Brad Sherman memperkenalkan 'Kobe Bryant dan Gianna Bryant Helicopter Safety Act' (KGBHSA) atau Undang-Undang Keselamatan Helikopter Kobe dan Gianna Bryant.
"Memiliki nama Kobe dan Gianna yang terkait dengan hukum federal ini yang memiliki potensi untuk menyelamatkan nyawa yang tak terhitung jumlahnya akan menjadi penghormatan yang pas untuk mengenang mereka." kata Vannesa.
UU itu akan mewajibkan semua helikopter swasta yang menerbangkan enam penumpang atau lebih harus dilengkapi dengan peralatan yang memungkinkan mereka mengikuti IFR (Instrument Flight Rules) dilengkapi dengan sistem kesadaran dan peringatan medan, perekam data penerbangan, dan perekam suara kokpit.
"Saya percaya bahwa langkah-langkah keamanan ini akan menyelamatkan banyak jiwa." kata Vannesa.
"Sebagai penumpang yang bepergian dengan pesawat, kami berasumsi bahwa langkah-langkah keamanan yang tepat adalah untuk mencegah kecelakaan terjadi sebelum kami terbang. Sangat disayangkan bahwa ini bukan kasusnya dan perusahaan pesawat terbang harus melakukan bagian mereka untuk melindungi kehidupan," jelasnya.(dto)