Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Hingga detik ini pandemi Covid-19 masih trending topik. Mereka yang kehilangan ladang pekerjaan kian menjerit. Mengharapkan bantuan dari orang lain sepertinya sulit. Celakanya, pemasukan sama sekali tidak ada. Apalagi saat ini dana dari kartu prakerja yang bulan lalu cair, bulan ini tersendat karena pemerintah sedang tahap evaluasi program.
Di lain sisi, anak-anak pun masih terkendala belajar. Keputusan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengenai tahun ajaran baru dimana pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah di tahun ajaran 2020/2021 tetap dimulai pada Juli 2020. Untuk daerah yang berada di zona kuning, orange, dan merah, dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.
Satuan pendidikan pada zona-zona tersebut tetap melanjutkan Belajar Dari Rumah (BDR). BDR ini membuat banyak pelajar merasa tidak produktif. BDR juga dirasa menimbulkan banyak kebingungan. Apalagi untuk sekolah- sekolah pedesaan yang beberapa bulan lalu saat belajar dari rumah hanya memberikan tugas kepada siswa dan itu kurang efektif. Bingung gimana sistem pembelajaran yang harus dilakukan di semester depan.
Masih banyak pula kegelisahan lain yang dirasakan masyarakat. Itu hanya sepersepuluh dari beratus kekhawatiran. Tapi yang perlu saat ini dipahami, kita tidak tau kapan pandemi ini akan berlalu. Karena itu, kita harus mulai beradaptasi dan membangun kebiasaan baru. Protokol kesehatan harus tetap kita jalankan. Jangan pakai pandemi sebagai alasan dari kemalasan. Juga jangan berdalih bahwa semua orang pasti mati, lalu bebas berkeliaran melanggar anjuran ahli kesehatan.
BACA JUGA: Bahaya Toxic Parents
Coba bayangkan kalau hanya mengeluh dan berharap dapat bantuan dari sana dan sini sebagai bekal hidup. Berapa lama ini bisa bertahan?. Bukankah kita semua juga mengalami dampak Covid-19.
Dan untuk para siswa dan mahasiswa, bayangkan yang semester lalu hanya 3 bulan belajar dari rumah aja beberapa sudah bosan dan merasa tidak produktif. Apalagi semester depan yang kemungkinan akan belajar dari rumah selama satu semester. Otomatis waktunya lebih panjang. Masih mau tetap merasa tidak produktif? Hanya menunggu-nunggu kapan ya masuk sekolah? kapan ya mulai kuliah?
Ogah-ogahan dalam belajar bahkan sebagian ada yang merasa libur. Berpikir kalau guru akan maklum kalau tugas tidak selesai, memakai alasan karena tidak ada jaringan padahal sebenarnya karena malas belajar. Kalau masih berfikir demikian kalian akan tertinggal. Sekarang saatnya bertindak, tanpa ada aksi untuk mengembangkan potensi diri dan pengetahuan. Kalian akan jalan ditempat, dan menghitung hari-hari dengan perkataan kapan covid berakhir.
Ayo dong bangkit! Jangan jadikan pandemi alasan berhenti berkarya, jadi tidak produktif. Menuntut banyak hal tapi tidak bertindak menyalahkan setiap kebijakan yang diambil pemerintah padahal kitanya yang tidak berpikir maju.
===
Penulis Bergiat di Perhimpunan Suka Menulis (Perkamen)
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]