Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan banyak program pengadaan barang dan jasa yang dilakukan Kementerian/Lembaga (K/L) tidak klop dengan kebutuhan pemerintah daerah. Hal ini menjadi salah satu alasan pemerintah pusat melakukan reformasi sistem anggaran nasional.
Hal itu disampaikannya saat rapat kerja (raker) bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Selasa (23/6/2020). Dia bilang banyak defisiensi terjadi pada alokasi anggaran belanja barang dan belanja pegawai.
"Kita berharap tentu saja dengan adanya redesain ini dengan terjadinya COVID, kita bisa melakukan secara kombinasi supaya kita bisa makin mengefisienkan dua komponen ini yaitu pegawai belanja pegawai dan belanja barang," kata Sri Mulyani.
Dia mencontohkan, salah satu K/L membangun infrastruktur yang nantinya akan dihibahkan ke pemerintah daerah. Pada saat diserahkan namun pihak daerah menolak lantaran tidak sesuai kebutuhan.
"Kemudian pemdanya tidak mau nerima karena merasa bahwa saya kalau menerima barang ini berarti saya harus memelihara dan ini adalah bukan barang yang saya minta dari awalnya. Jadi ini muncul sering kementerian membangun suatu infrastruktur, saat sudah jadi mau diserahkan kepada pemdanya, pemdanya bilang saya nggak butuh infra itu, itu kan program pusat," jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, hal-hal seperti ini juga sering menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sehingga harus direformasi agar setiap program sesuai dengan tujuan dan manfaatnya.
"Berdasarkan temuan BPK juga sering muncul bahwa banyak kementerian lembaga melakukan atau meminta anggaran yang itu dipakai untuk menghasilkan barang yang nanti barangnya diserahkan masyarakat atau pemda, namun kemudian pemdanya tidak mau nerima," ujarnya.
Oleh karena itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan mengenai rencana program reformasi sistem anggaran kepada Komisi XI DPR.
"Jadi programnya jelas sehingga uangnya jelas dia kenapa dianggarkan sekian," ungkapnya.(dtf)