Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Dampak pandemi virus corona (Covid-19) mengakibatkan perubahan secara tiba-tiba dalam kehidupan masyarakat, khususnya dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah pembelajaran yang dilakukan dari rumah dengan menggunakan sistem online/daring. Perubahan sistem pembelajaran yang berubah secara mendadak menimbulkan tekanan secara psikologis terhadap para pendidik, para pelajar dan juga orang tua. Hal ini disebabkan karena tidak adanya persiapan yang dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi ini. Akibat dari situasi ini menimbulkan tekanan-tekanan psikologi yang akhirnya berdampak pada pelayanan pendidikan.
Permasalahan yang muncul dari sisi para pelajar, yaitu menurunnya semangat belajar siswa. Hal ini disebabkan tugas yang cukup banyak, tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, kebingungan untuk bertanya ketika tidak paham. Sementara penjelasan yang diberikan juga sangat terbatas. Akibatnya para siswa cenderung mengerjakan tugas namun dengan hasil yang tidak optimal atau malah memilih untuk tidak menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain daripada itu juga waktu bermain yang akhirnya “hilang” dikarenakan harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Dampak dari semua permsalahan tersebut anak cenderung mengalami kondisi emosi yang tidak stabil seperti mudah marah, menangis ataupun anak cenderung memiliki perilaku melawan orang tua.
Bukan hanya dari sisi siswa saja, namun juga masalah muncul dari para pendidik seperti munculnya rasa kejenuhan karena harus menyesuaikan materi atau rancangan pembelajaran yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Harus memeriksa hasil pekerjaan siswa dan hal ini membutuhkan waktu yang lebih panjang. Sehingga keluhan yang muncul dari guru adalah jam kerja yang semakin panjang, tidak seperti ketika guru langsung melakukan tatap muka dikelas. Dimana guru dapat langsung memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan feedback atas tugas yang dilakukan. Hal ini menyebabkan kelelahan secara fisik dan mempengaruhi hasil pekerjaan.
Selain permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaraan, ada pula permasalahan yang baru, yaitu tuntutan dari orang tua yang meminta guru untuk dapat memberikan tugas-tugas yang ringan dan tidak memberatkan orang tua. Guru juga diminta untuk memberikan waktu yang lebih panjang dalam memberikan penjelasan kepada siswa. Ketika hal ini tidak terpenuhi cenderung terjadi hubungan yang tidak sehat antara guru dan orang tua.
Tidak jauh berbeda dengan kondisi siswa dan guru yang mengalami permasalahan psikologis, orang tua juga mengalami permasalahan psikologis yang dampaknya mempengaruhi relasi dengan anak maupun pasangan. Sebelum masa pandemi ini terjadi, orang tua juga memiliki peran sebagai guru untuk anak, yaitu membantu anak mengulang pembelajaran di rumah. Namun pada masa sekarang orang tua memiliki peran seutuhnya sebagai seorang “guru” di rumah. Semua pembelajaran anak, orang tualah yang menjadi pengajar, sumber informasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Bukanlah hal yang mudah bagi orang tua dalam melakukannya. Keluhan yang sering muncul dari orang tua adalah kurang sabar dalam mengajari anak, tugas yang banyak sementara orang tua harus mempelajari bahan tersebut, waktu yang singkat belum lagi pekerjaan dari kantor yang harus diselesaikan dan pasangan yang belum tentu bisa diajak bekerjasama dalam membantu anak belajar. Dampak dari permasalahan di atas akhirnya mempengaruhi hubungan dengan anak dan pasangan.
Untuk menghadapi kondisi-kondisi yang muncul dimasa pandemi ini, maka sudah saatnya semua pihak bekerja sama dalam mensiasati permasalahan yang muncul dan bersama-sama mencari jalan keluar yang sifatnya “win-win solution”. Sehingga semua pihak dapat menikmati peran barunya saat ini.
Hal yang pertama dapat dilakukan adalah para guru dapat mendiskusikan cara pembelajaran yang baiknya dilakukan. Komunikasi dengan orang tua mengenai cara pembelajaran seperti apa yang kiranya mungkin dapat dilakukan oleh orang tua dirumah. Bentuk diskusi dapat menggunakan melalui media teleconference atau ketika orangtua tidak memungkinkan menggunakan media tersebut, maka orangtua dapat datang kesekolah untuk berdiskusi. Namun dalam hal ini tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Dengan melakukan diskusi ini maka guru akan mengetahui kesulitan apa yang dialami oleh orang tua ketika harus mengajari anak di rumah dan memberikan tips kepada orangtua dalam mengajari anak. Selain itu juga dapat mempermudah guru dalam pembuatan materi pembelajaran. Dalam hal ini materi pembelajaraan yang diberikan tidak hanya bersifat kuantitatif saja namun juga memperhatikan unsur kualiatatif. Sehingga kelak nantinya penilaian yang diberikan juga memperhatikan unsur perkembangan karakter anak.
Hal yang kedua dapat dilakukan yaitu guru dapat melakukan pertemuan yang sifatnya aktivitas menyenangkan dengan siswa seperti mendongeng, art and craft, bernyanyi ataupun aktivitas yang lainnya namun sifatnya menyenangkan. Sehingga hubungan antara siswa dan guru dapat tercipta dengan sehat ataupun harmonis. Dalam hal ini siswa tidak merasa kehilangan sosok guru yang sebenarnya. Meskipun mereka tidak dapat bertemu dengan guru secara langsung. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menghadapi kelas baru dan siswa baru. Dengan harapan ketika siswa masuk ke dalam sekolah maka, siswa tetap merasa memiliki hubungan yang baik dengan gurunya.
Dalam kondisi saat ini hubungan yang harus tetap dijaga adalah hubungan anak dan orang tua. Dari sisi orang tua mari menyikapi dengan adanya situasi pandemic ini kita akhirnya dapat mengenali pribadi anak. Sebelumnya orang tua memiliki waktu terbatas dengan anak namun pada saat ini kita memiliki waktu untuk dapat bersama anak. Kita dapat belajar dan bermain bersama anak, dapat mengajarkan aturan-aturan sosial yang ada, mengetahui karakter anak, kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah serta yang lainnya. Aktivitas-aktivitas sederhana seperti memasak bersama, membersihkan rumah, kegiatan art and craft seperti menghias kamar juga dapa dilakukan anak bersama orangtua. Pemberian reward juga dapat membantu anak untuk dapat menjaga mood anak ketika belajar dirumah selama masa pandemic.
Situasi pandemi tidaklah selamanya menimbulkan dampak negatif, namun juga memiliki dampak positif. Guru diajak untuk menjadi kreatif dalam membuat pembelajaran, orang tua belajar mengenali anak dan siswa belajar untuk mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik kerja sama di antara semua pihak sangatlah dibutuhkan. Seperti kata pepatah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Optimisme adalah iman yang menuntun Anda ke pencapaian." - Helen Keller
===
Penulis Psikolog Anak/Dosen Fakultas Psikologi Universitas HKBP Nommensen Medan.
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]