Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuat 'virus Corona palsu'. Virus tiruan ini akan menjadi vaksin supaya orang-orang kebal terhadap virus Corona yang asli.
"Kita membuat virus tiruan," kata Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti, dalam jumpa pers secara virtual, Jumat (26/6/2020).
Virus tiruan adalah bahasa awam untuk pembuatan vaksin yang tengah dijalankan LIPI, yakni teknik rekombinan protein. Rekombinan adalah bentuk genetik yang diperoleh melalui proses pemindahan dan penyusunan gen baru, semacam membuat virus sintetik.
LIPI membuat virus Corona tiruan sebagai vaksin COVID-19. (Dok LIPI)LIPI membuat virus Corona tiruan sebagai vaksin COVID-19. (Dok LIPI)
"Kita sudah punya urutan virusnya, bagian spike (bagian paku-paku yang menonjol pada virus Corona), bagian badannya, kita buat sendiri secara sintetis," kata Lisdiyanti.
Teknik pembuatan vaksin Corona yang dilakukan LIPI ini berbeda dengan Cina dan Korea Selatan. Cina membuat vaksin dari virus hidup yang dilemahkan. Korsel mengembangkan vaksin dari DNA. Indonesia membikin vaksin dari proses rekombinan.
LIPI sudah menjalankan serangkaian proses riset pembuatan vaksin COVID-19 ini. Konstruksi gen dilakukan bulan April-Mei, transformasi-transfeksi (infeksi sel oleh DNA yang bervirus yang mengakibatkan terbentuknya virus dalam sel)-seleksi dilakukan pada Juni-September nanti, proses purifikasi (pemurnian) dan karakterisasi akan dilakukan pada Oktober-Desember nanti.
"Kita akan uji klinis bekerjasama dengan UI (Universitas Indonesia). Perlu uji reaksi di laboratorium BSL 3. Sekarang dijajaki juga produksi vaksinnya. Kemungkinan sampai 500 liter," kata dia.
500 Liter bahan vaksin itu perlu melalui proses purifikasi dulu. Nantinya, 500 liter itu bisa menjadi jutaan dosis vaksin.
Sifat vaksin adalah mencegah orang terkena penyakit, dalam hal ini COVID-19, lain dengan antivirus yang bersifat menyembuhkan. Vaksin dari 'virus Corona palsu' ini akan dimasukkan ke tubuh manusia lewat proses vaksinasi.
"Kalau ada virus tiruan ini di dalam tubuh, maka 'tentara' kita akan bekerja. Di dalam tubuh kita ada memori, ada semacam sistem perang," kata Lisdiyanti, menggunakan analogi.
Tentara dan sistem perang yang dimaksud adalah sistem antibodi. Vaksin itu akan memicu antibodi bekerja mengenali musuh. Apabila antibodi sudah terbentuk lewat virus Corona versi palsu itu, maka antibodi tersebut bakal bisa menghajar virus Corona versi asli bila saja suatu saat virus Corona asli menginvasi tubuh.
"Kalau antibodi sudah terbentuk, apalagi ada target yang sama suatu saat maka akan 'ditembaki'," kata Lisdiyanti.(dtc)