Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Islamabad. Maskapai penerbangan nasional Pakistan tengah menjadi sorotan setelah terungkap bahwa nyaris sepertiga dari pilotnya memegang lisensi palsu atau meragukan. Sejumlah pengamat bertanya-tanya apakah perusahaan penerbangan nasional yang sedang berjuang dapat selamat dari skandal itu.
Maskapai Pakistan International Airlines (PIA) minggu ini mengatakan akan segera meng-grounded 141 dari 434 pilotnya, setelah tinjauan pemerintah menemukan mereka telah memperoleh kredensial "palsu" atau curang dalam ujian dengan meminta orang lain mengikuti ujian.
Skandal itu terjadi setelah kecelakaan pesawat PIA di kota Karachi bulan lalu, yang menewaskan 98 orang - dan pihak berwenang pada dasarnya menyalahkan kedua pilot pesawat itu.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (27/6/2020), penyelidik mengatakan kedua pilot tengah mengobrol tentang virus Corona ketika mereka mencoba mendaratkan pesawat Airbus A320 tanpa menurunkan rodanya, merusak mesin secara serempak.
Pesawat pun kehilangan daya dan jatuh menimpa rumah-rumah penduduk di dekat bandara Karachi.
Menurut tinjauan pemerintah tahun lalu, yang rinciannya terungkap pekan ini, 262 dari 860 pilot aktif Pakistan memegang lisensi palsu atau curang dalam ujian.
Lebih dari setengahnya berasal dari PIA yang dikelola pemerintah.
Sampai tahun 1970-an, maskapai terbesar Pakistan itu dianggap sebagai maskapai regional top tetapi reputasinya anjlok di tengah kesalahan manajemen yang kronis, seringnya pembatalan penerbangan dan kesulitan keuangan.
Sejauh ini, pihak berwenang telah memulai proses pemberhentian terhadap 28 dari 262 pilot tersebut dan kemungkinan tuduhan kriminal berikutnya. Demikian disampaikan Menteri Penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar Khan pada Jumat (26/6) waktu setempat.
PIA akan melakukan reformasi yang bertujuan merestrukturisasi maskapai, kata Khan kepada wartawan, seraya menambahkan "proses pembersihan" harus selesai pada akhir tahun ini.
"Orang-orang mengatakan bahwa ini (pengungkapan) akan berdampak negatif. Namun ketika Anda mencoba menyelamatkan seorang pasien, Anda harus melakukan operasi besar, radiasi -- dan bahkan kemo," ujar menteri tersebut pada konferensi pers.(dtc)