Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pandemi covid-19 saat ini dikhawatirkan akan menimbulkan double outbreak pada anak. Dikhawatirkan akan ada kejadian luar biasa akibat terhambatnya program imunisasi pada anak. Hal itu dipaparkan dr Ari Kurniasih, M.Ked (Pen), Sp.A saat menjadi pembicara webinar Fakultas Kedokteran UISU kemarin, Sabtu (27/6/2020).
Webinar mengambil tema "Sumut Red Zone, Masalah Tantangan dan Solusi" ini mengundang pakar-pakar kesehatan dari berbagai bidang keilmuan. Selain dr Ari Kurniasih, M.Ked (Pen) yang juga relawan di beberapa rumah sakit, hadir Prof. Ismet Danial Nasution, drg, Ph,D, Sp.Pros (K), FICD yang juga Ketua Umum Yayasan UISU yang menjadi keynote speaker. Ismet membawa tema "Dental Treatmen During Covid19 Pandemi".
Pembicara lainya, dr. Aris Yudhariansyah, MM dengan topik update terkini covid19 di Sumatera Utara. Kegiatan yang dimoderatori dr. Dewi Pengestuti, M.biomed diikuti ratusan peserta dari dalam dan luar kota. Demikian siaran pers UISU yang diterima medanbisnisdaily.com, Minggu (28/6/2020)
Ari Kurniasih memaparkan, pandemi covid19 memunculkan kekhawatiran orangtua untuk membawa anak-anaknya ke pusat pelayanan kesehatan untuk imunisasi.
“Sebelum pandemi covid saja, cakupan kunjungan imunisasi masih rendah. Terlebih dua bulan terakhir, cakupun kunjungan imunisasi sangat rendah," kata Ari
Kondisi itu mengkhawatirkan, karena banyak penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Tetapi dengan rendahnya cakupan kunjungan imunisasi karena orangtua khawatir maka penyakit campak, difteri dan penyakit lainnya kembali menjadi ancaman serius buat anak-anak. Sebelum covid, katanya, penyebab kematian bayi dan balita, karena diare, meningitis, TB , DBD masih cukup banyak. "Dikhawatirkan akan manjadi penyakit penyerta pada covid 19 anak,” katanya.
Dikatakan Ari, data tahun 2018 Indonesia menduduki peringkat ke 73 negara dengan kondisi gawat nutrisi (mallnutrisi). “3 dari 5 anak Indonesia mengalami mallnutrisi,” ujar staf pengajar Fakultas Kedokteran UISU itu. Dampak pandemi covid yang diprediksi menimbulkan ancaman kelaparan global akan melahirkan kondisi gizi buruk maupun stunting.
Untuk itu, sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia, orangtua tidak ragu dan tetap membawa anaknya untuk imunisasi di pusat pelayanan kesehatan. Beberapa pusat layanan kesehatan sudah beradaptasi dengan situasi pandemi ini dengan menyediakan ruang tunggu berjarak dan ruang tunggu terpisah untuk anak-anak yang sakit dan anak-anak yang akan melakukan imuniasasi.
“Bahkan beberapa rumah sakit sudah menerapkan imunisasi drivethru. Orangtua membawa anaknya dan petugas langsung melakukan imunisasi di dalam mobil,” katanya.
Prof. Ismet Danial Nasution dalam paparannya mengajak kepada masyarakat agar pandemi covid19 tidak hanya dilihat dari aspek keilmuan tetap juga keimanan. Ismet mengajak agar masyarakat tetap mensyukuri nikmat kehidupan dan kesehatan dengan bijaksana berlandaskan keilmuan dan keimanan.
Masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan seperti yang disampaikan pemerintah dan para ahli tetapi juga tetap harus dilandaskan pada keimanan kepada Allah SWT.
Sebagai salah seorang pakar kesehatan, ia juga menganjurkan kepada masyarakat untuk menunda ke praktik dokter gigi.
“Kecuali karena kondisi yang mendesak. Misalnya, rasa nyeri tak tertahan, adanya pembengkakan akibat infeksi yang tidak dapat diatasi pasien, adanya pendarahan yang tidak terkontrol atau trauma pada gigi atau tulang akibat kecelakaan,” ujarnya.