Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Negara-negara di dunia sedang mengalami pandemi covid-19, termasuk Indonesia yang mengakibatkan kondisi perekonomiannya sedang menurun. Pemerintah Indonesia mengubah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk penanganan pandemi tersebut, sehingga banyak program pemerintah yang sudah direncanakan sebelumnya menjadi tertunda, bahkan rencana pendapatan negara menurun. Selain itu, masyarakat juga mengalami dampaknya, mulai dari masyarakat mampu sampai yang tidak mampu secara ekonomi. Masalah ini tidak bisa dibiarkan terus berlanjut karena berpotensi menghantam negara dan perekonomiannya ke titik kehancuran.
Ada beberapa upaya yang sedang dilakukan oleh rakyat dan pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan dan ekonomi saat ini. Pemerintah sedang menyesuaikan APBN untuk memerangi pandemi covid-19, membantu masyarakat dengan perlindungan sosial, pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Sementara masyarakat sedang berusaha mengubah model perekonomian menjadi adaptif terhadap situasi pandemik, pemerintah juga mendukung pelaku usaha kecil sebagai penopang perekonomian negara.
Pada satu kesempatan, dalam kuliah umum yang berjudul “Membangun Generasi Emas Indonesia Sadar Pajak,” yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada, 11 Agustus 2017, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa rakyat Indonesia bisa menjadi aset besar bagi Negara kita. Beliau berkata,“Kalo suatu bangsa asetnya atau kekayaan yang paling penting adalah manusianya, maka Indonesia boleh berbangga bahwa kita akan menjadi negara besar karena asetnya pada Masyarakat Indonesia yang 270 juta itu”.
Tetapi masyarakat itu bisa juga menjadi liabilitas, jika tidak dididik, tidak diberi kesehatan, tidak mampu berkompetisi, tidak mampu berinovasi, tidak mampu berproduksi, tidak berfikir kreatif, dan tidak cerdas. Tetapi sebaliknya, rakyat akan menjadi aset jika hal-hal negatif itu bisa dihilangkan.
Pada saat ini merupakan momen terpenting bagi rakyat untuk berkontribusi bagi negara, dengan cara memilih menjadi aset bangsa. Negara Indonesia memiliki sumber daya berlimpah, baik alamnya maupun manusianya. Ketika itu semua dikelolah oleh anak bangsa, tanpa harus memperbesar impor segalanya, maka sumbangan pajaknya juga akan lebih besar masuk ke pendapatan Negara, dan beban (belanja) Negara terhadap warga Negara menurun. Hal inilah yang seharusnya menjadi pola pikir bangsa.
Gotong Royong
Sumber APBN Indonesia terbesar dari penerimaan pajak. Peran rakyat sebagai aset yang produktif, harus sadar pajak, dan membayar pajak sebagai kontribusi bagi negara. Meskipun rakyat itu produktif, jika tidak sadar pajak, maka akan menjadi beban negara (liabilitas). Paling setidaknya, jika tidak mampu produktif, jangan merugikan Negara dengan terlibat kriminal atau merusuh.
Anggaran kesehatan saat pandemik ini pastinya membengkak. Di sisi lain, pemerintah harus membantu pelaku usaha dalam negeri untuk bertahan hidup. Jika pelaku usaha kecil-menengah itu tidak dibantu, maka perekonomian Indonesia pasti merosot, dan diikuti oleh kemiskinan, sehingga membebani APBN lebih berat lagi.
Banyak pelaku usaha di negeri ini yang layak dibantu, khususnya usaha mereka yang mampu menciptakan peralatan kesehatan atau alat pelindung diri (APD), karena semua negara di dunia sedang membutuhkan peralatan kesehatan, dan sulit bagi kita untuk mengimpor APD, bahkan harganya yang mahal. Jika Negara memberdayakan produk dalam negeri, maka biaya belanjanya lebih murah, tetapi kualitas tinggi, bahkan bisa ekspor. Buktinya, ada beberapa institusi yang mampu menciptakan ventilator, misalnya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang mampu mendesain 200 ventilator dan diproduksi dua perusahaan dalam negeri pada April 2020. Selain itu, ada juga sekitar 150 UKM yang mampu menciptakan APD terkurasi sesuai standar kesehatan.
Jika pelaku usaha kecil dan menengah dibantu, di tengah pandemik ini, maka hasilnya akan mampu menyumbang pajak yang mengisi APBN. Selain itu, untuk menghindari ketergantungan terhadap impor dan kesulitan alat kesehatan dan APD.
Kementerian keuangan juga menginformasikan tentang pengalokasian APBN yang “harap-harap cemas” jika tidak dikelola dengan hati-hati. Pandemi COVID-19 yang membutuhkan kebijakan extraordinary dari pemerintah tentu berdampak pada postur APBN 2020. Kecemasan investor atas COVID-19 turut mempengaruhi terjadinya capital outflow di Indonesia. APBN 2020 juga akan menghadapi tekanan dari sisi penerimaan pajak, PNBP, bea cukai baik karena kondisi pelaku ekonomi dan penurunan harga komoditas. Ini berimbas pada penerimaan negara yang turun 10%. Namun, di saat bersamaan, belanja negara harus naik untuk kesehatan, bansos dan membantu pelaku usaha agar tidak melakukan PHK besar-besaran. Hal ini menyebabkan defisit melebar hingga 5%. (Publikasi Kemenkeu: 2020).”
Di tengah-tengah ketidakpastian di bidang kesehatan, ekonomi, sosial dan politik saat ini, rakyat harus mengubah cara berpikir, menjadi lebih produktif dan mandiri. Negara-negara di dunia akan sibuk mengurus negaranya masing-masing, tetapi Indonesia bisa diuntungkan dengan hal itu, karena sumber daya alam melimpah, demografi, dan sistem negara. Inilah saatnya kita menjadi aset negara yang memiliki jiwa gotong royong.
Ketika Masyarakat berubah cara pikir menjadi aset negara, maka kita tidak akan ketergantungan dengan negara lain. Keuntungannya adalah ketika negara lain mengalami krisis karena supply chain, maka kita dapat survive bahkan “menyalip” menjadi negara produsen yang berdaulat.
===
Penulis adalah pengamat masalah sosial dan aktivis HAM
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]