Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pada bulan Juni ini, Sumatra Utara (Sumut) diperkirakan akan kembali mencetak deflasi sebesar 0,15% hingga 0,25%. Namun jika kontribusi beras kualitas bawah yang harganya naik 2-4% tidak masuk kedalam komponen inflasi, maka deflasi yang tercipta di Sumut akan berkisar 0,1% hingga 0,2% saja.
Di bulan Juni, memang hanya beberapa kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan. Diantaraya beras kualitas bawah, daging ayam dan telur ayam. Untuk kenaikan harga beras dikisaran 2-4%, daging ayam sebesar 24% dan telur ayam naik sekitar 6%.
Meskipun dalam 10 hari terakhir di bulan Juni, harga daging ayam mengalami penurunan. Namun di pekan pertama, harga daging ayam masih bertahan sangat mahal. Daging ayam sempat bertengger dikisaran Rp 42.000 hingga Rp 45.000/kg sebelum akhirnya turun dikisaran Rp 33.000-an/kg.
Selebihnya harga daging sapi mengalami penurunan rata-rata sebesar 2% di bulan ini. Harga daging sapi turun saat setelah Lebaran yang memicu rata-rata penurunan meskipun tidak terlalu besar. Komoditas pangan yang mengalami penurunan selanjutnya adalah bawang merah turun 21% dan bawang putih turun sekitar 23%.
Sementara itu cabai merah dan cabai rawit turun dalam rentang 1% hingga 3%. Harga minyak goreng juga mengalami penurunan sebesar 3%. Dan gula pasir mengalami penurunan sekitar 16%.
Pengamat ekonomi Sumut yang juga Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, perkiraan deflasi yang terjadi di wilayah Sumut ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih bermasalah. Sementara dari sisi harga meskipun sempat bertahan mahal di awal bulan, namun sejumlah kenutuhan pokok yang naik tersebut pada pekan terakhir cenderung mengalami penurunan.
"Jadi sejak kebijakan New Normal dibelakukan, harga kebutuhan pokok tak kunjung mendapatkan dorongan dari konsumsi masyarakat," katanya, Senin (29/6/2020).
Menurut Gunawan, tren deflasi ini bukanlah berita yang menggembirakan karena banyak sentimen negatif terutama daya beli masyarakat yang jeblok. Pemerintah harus melakukan upaya serius untuk memperbaiki daya beli tersebut. Program bantuan pemerintah baik daerah maupun pusat sebaiknya segera dicairkan. Karena skema New Normal yang diharakan belum berjalan maksimal.
Tren deflasi bisa saja terjadi di bulan depan, mengingat harga daging ayam, dan telur ayam masih bertahan mahal dan sedikit di atas harga keekonomiannya. Demikian juga dengan harga beras nantinya. Jika di bulan Juli aktivitas ekonomi masyarakat tak kunjung berbalik menguat, maka deflasi akan tetap menghantui. "Meskipun perkiraan saya sampai hari ini, Juli nanti Sumut akan inflasi," kata Gunawan.
Akan tetapi penyebaran corona yang masih memakan korban dengan angka yang cenderung meningkat tetap menyisahkan masalah bagi ekonomi Sumut. Karena itu diharapkan, jangan sampai di bulan Juli justru pengusaha belum sepenuhnya membuka usaha, bantuan ke masyarakat terkendala, dan daya beli terpuruk. Hal ini yang harus segera dihindari karena akan berdampak buruk bagi ekonomi Sumut.