Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Menteri BUMN, Erick Thohir, diminta untuk mengawasi pengadaan oli bernilai miliaran rupiah yang digunakan di ACC-Reduction Plant Inalum Kualatanjung.
Permintaan tersebut disampaikan oleh Jeremy S Tobing, yang merupakan salah satu rekanan di Inalum, Rabu (1/7/2020).
Jeremy mengatakan, permintaan itu disampaikan setelah dirinya membuat laporan pengaduan melalui mekanisme whistle blowing system (WBS) yang ada di website PT Inalum, terkait pengadaan oli Renosafe Turbo 46, merek Fuchs.
Jeremy mengatakan, pihaknya pada tahun 2012 lalu mengikuti tes aplikasi terhadap penggunaan oli sebanyak 600 liter di ACC-Reduction Plant Inalum Kualatanjung. Dalam tes tersebut, oli yang digunakan adalah Renosafe Turbo 46, merek Fuchs.
Pengujian berjalan selama 6 bulan, mulai dari 5 Maret 2012 sampai dengan 30 September 2012, dengan 3 kesimpulan, yakni pertama, No Abnormal Sounding At Hydraulic Equipment (Hydraulic Pump, Solenoid Valve). Kedua, No Foaming In Hydraulic Tank, Rubber Hose and piping. Dan ketiga, Hydraulic Cylinder is Normal Operation. Artinya, bahwa oli tersebut tidak ada masalah selama menjalani pengujian tersebut.
Pihak Inalum juga kemudian telah melakukan pembayaran atas penggunaan oli yang diuji tersebut senilai US$ 18.000 untuk total pemakaian 600 liter oli (US$ 30 per liter), melalui kontrak Nomor: SOS-WH-S2-0702, tanggal 31 Oktober 2012.
Namun, setelah itu, dirinya tidak mendapatkan kabar lagi terkait undangan tender pengadaan oli untuk kebutuhan di ACC-Reduction Plant Inalum Kualatanjung.
Jeremy mengatakan, pada Desember 2019, pihaknya menyurati Inalum melalui mekanisme whistle blowing system (WBS) yang terdapat pada website Inalum.
"Saya melihat bahwa Inalum memiliki paradigma baru, karena telah berani memunculkan whistle blowing system di websitenya, termasuk mempublish alamat email pengaduan yakni [email protected], sebagai tempat untuk pengaduan. Hal ini merupakan langkah positif dan itu yang membuat saya tergerak untuk membuat laporan pengaduan," ujarnya.
Jeremy S Tobing yang juga sebagai Wakil Ketua DPD Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Sumatra Utara (GAMKI Sumut) ini mengatakan, pihak Inalum kemudian membalas email pengaduan dan kemudian Jeremy bertemu dengan tim WBS pada 22 Januari 2020 di Kantor Inalum, Jalan Kartini, Medan.
Setelah pertemuan tersebut, antara Jeremy S Tobing dan Tim WBS aktif melakukan korespondensi melalui surat elektronik (email) untuk membahas masalah terkait pengadaan oli di ACC-Reduction Plant Inalum Kualatanjung.
Namun semenjak membuat laporan pengaduan tersebut, pihaknya tidak pernah lagi mendapatkan undangan untuk mengikuti tender pengadaan oli lainnya dari bagian departemen pengadaan Inalum Kualatanjung.
Jeremy S Tobing berharap ke depannya Inalum dapat bersikap lebih transparan dalam proses tender pengadaan oli untuk kebutuhan di ACC-Reduction Plant Inalum Kualatanjung, yang nilainya mencapai miliaran rupiah.
"Inalum kita minta untuk tidak hanya mengundang merek-merek tertentu saja agar di dapatkan harga yang murah dan menguntungkan Inalum sendiri," ujarnya.
Inalum juga diharapkan untuk jangan takut dikritik serta berjiwa demokratis. "Ketika ada pihak yang menyampaikan pengaduan melalui mekanisme WBS, maka Inalum harus mau menerima dan jangan dianggap sebagai musuh atau tidak lagi mengundang si pengadu untuk mengikuti tender pengadaan di Inalum. Sebagai perbandingan, Bapak Presiden Joko Widodo sendiri sangat terbuka menerima kritik dan masukan. Bahkan Pak Joko Widodo mengajak rivalnya pada pemilihan presiden 2019 lalu untuk bergabung di kabinet membangun bangsa. Hal inilah yang harus ditiru rekan-rekan di departemen pengadaan Inalum," ujarnya.