Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada Juni 2020, Sumatra Utara (Sumut) mencetak deflasi sebesar 0,07%. Deflasi di bulan Juni membuat inflasi kumulatif (Januari-Juni) Sumut sebesar 0,61%. Jauh di bawah periode yang sama tahun lalu yang sebesar 4,30%.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, deflasi di bulan Juni ditopang oleh penurunan harga cabai merah, ikan dencis, bawang merah, bawang putih, angkutan udara, minyak goreng dan gula pasir. Sementara komoditas yang mengalami kenaikan antara lain daging ayam ras, tomat, tarif kendaraan roda 2 online, udang basah, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, ketimun dan pir.
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan, pada Juni 2020, dari 11 kelompok pengeluaran, 3 kelompok memberikan andil deflasi, sedangkan 8 kelompok lainnya tidak memberikan andil terhadap inflasi. "Kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,04. Kemudian kelompok transportasi sebesar 0,02% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,02%," katanya, Rabu (1/7/2020).
Syech mengatakan, untuk kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, inflasi 0,05%. Sedangkan kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks.
Pada Juni 2020, 3 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut mencetak deflasi yakni Pematangsiantar sebesar 0,13%, Medan sebesar 0,09% dan Padangsidimpuan sebesar 0,02%. Sementara 2 kota lainnya inflasi yakni Sibolga sebesar 0,13% dan Gunung Sitoli sebesar 0,22%.
Syech mengatakan, dari 24 kota IHK di Pulau Sumatra, 16 kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Tembilahan sebesar 1,13% dengan IHK sebesar 105,86 dan terendah di Bandar Lampung sebesar 0,03% dengan IHK sebesar 104,81. "Sementara deflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,19% dengan IHK sebesar 106,69 dan terendah di Padangsidimpuan sebesar 0,02% dengan IHK sebesar 105,38," katanya.