Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Program zonasi yang diberlakukan dalam Penerimaan Peserta Didik (PPDB) di Tingkat SMA oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Toba mendapat protes dari masyarakat karena banyak warga setempat sekitar sekolah tidak terakomodir.
Di Desa Tambunan, Kecamatan Balige dalam PPDB di daerah itu justru tidak memiliki kesempatan bagi warga setempat mengecap pendidikan di SMAN karena jarak ke sekolah tidak masuk dalam zonase.
"Apakah anak kami tidak berhak mendapat pendidikan? Selama diberlakukan sistim zonase anak dari desa kami tidak bisa melanjutkan pendidikan di sekolah negeri," ujar Ny P Tambunan, Rabu(1/7/2020) di Ruang Rapat DPRD Toba di Balige.
Orang tua siswa ini mengatakan, tahun lalu permasalahan itu masih didiamkan karena selalu dikatakan akan diperbaiki dan diperhatikan namun tidak ada terealisasi hingga saat ini.
"Apakah mungkin hal ini juga akan kami diamkan? Kami mohon DPRD bisa mengambil sikap mempertahankan hak masyarakat untuk mendapat pendidikan yang adil dan merata," sebutnya.
Senada disampaikan warga dari Desa Simanobak Kecamatan Silaen, K Napitupulu bahwa saat ini banyak siswa lulusan SMP tidak ditampung di SMAN di daerah itu permasalahannya karena jarak domisili ke sekolah dituju tidak terbaca di zonase internet.
"Kemana lagi kami mengadu, apakah juga anak kami tidak berhak mendapat pendidikan di daerah kami sendiri? Padahal setelah kami telusuri siswa yang diterima banyak dari luar daerah," terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumut Cabang Balige, Alfred Silalahi membenarkan keluhan itu selalu datang akan tetapi, seluruh proses sudah diatur oleh sistim.
"Tidak kami pungkiri itu terjadi sekaligus keluhan masyarakat namun tugas dan tanggung jawab dalam PPDB sudah diatur melalui sistim dan sudah baku," katanya.
Sebagai kesimpulan sekaligus solusi bagi seluruh warga yang tidak terakomodir di SMAN akan diupayakan disalurkan di sekolah yang saat ini masih mengalami kekurangan.
"Sudah kami rencanakan, seluruh siswa yang sudah sempat mendaftar dan tidak diterima akan kami upayakan ke sekolah yang bisa menampung termasuk SMAN Ajibata dan Lumban Julu," ucapnya.
RDP yang dipimpin Ketua Komisi C, Thomson Manurung berlangsung alot dengan kesimpulan akhir supaya seluruh siswa yang tidak terakomodir diterima di SMAN akan diupayakan di sekolah yang masih lowong.
Hadir dalam RDP selain Anggota Komisi C juga hadir perwakilan masyarakat di Kecamatan Silaen, Porsea dan Balige disimpulkan akan melakukan aksi apabila tidak memenuhi hasil rapat.