Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pandemi corona yang membuat lesu banyak sektor industri membuat pasokan barang impor ke Sumatra Utara (Sumut) anjlok. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, impor Sumut pada periode Januari-Mei 2020 hanya senilai US$ 1,663 miliar atau anjlok 15,38% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai US$ 1,966 miliar.
Berdasarkan data BPS Sumut, pasokan produk impor yang paling banyak terpangkas adalah bahan baku penolong. Impor-nya jeblok 16,30% atau US$ 254,626 juta menjadi US$ 1,307 miliar dari sebelumnya US$ 1,562 miliar. Kemudian barang modal turun hingga 16,37% atau US$ 38,833 juta menjadi US$ 198,334 juta dari tahun lalu senilai US$ 237,167 juta.
"Untuk impor barang konsumsi juga turun 5,42% atau US$ 9,045 juta. Jika Januari-Mei tahun lalu impor-nya mencapai US$ 166,776 juta, maka Di l periode sama tahun ini tinggal US$ 157,731 juta," kata Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, Rabu (1/7/2020).
Jika merujuk pada golongan barangnya, impor mesin-mesin/pesawat mekanik mencatatkan penurunan hingga 14,46% menjadi US$ 212,546 juta, bahan baku mineral turun 26,50% menjadi US$ 159,520 juta, plastik dan barang dari plastik turun 19,64% menjadi US$ 107,302 juta, bahan kimia anorganik turun 23,79% menjadi US$ 99,315 juta dan mesin/peralatan listrik turun 20,12% menjadi US$ 94,045 juta.
Penurunan juga terjadi pada golongan barang besi dan baja sebesar 25,45% menjadi US$ 65,369 juta dan gandum-ganduman turun 27,57% menjadi US$ 64,659 juta.
Syech mengatakan, selama periode Januari-Mei 2020, dari 10 golongan barang utama, ada 3 yang mengalami kenaikan yakni ampas/sisa industri makanan sebesar 4,07% menjadi US$ 150,183 juta, kemudian karet dan barang dari karet sebesar 1,87% menjadi US$ 72,383 juta. "Pupuk juga naik 9,45% menjadi US$ 66,536 juta," kata Syech.