Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Jemaat Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) berharap proses periodesasi pimpinan GKPI di semua tingkatan dapat berlangsung dengan baik tanpa melibatkan tim sukses. Setiap calon pemimpin GKPI diminta untuk tidak membentuk tim sukses dalam memuluskan langkahnya menjadi pemimpin GKPI pada Sinode Am XXII GKPI 2020 yang digelar pada Oktober mendatang.
Hal itu mengemuka dalam diskusi virtual bertajuk "Mempersiapkan Periodisasi di GKPI", yang difasilitasi Pengurus Badan Kerjasama (BKS) Pria GKPI Wilayah XI Jawa-Kalimantan Regional 1 Jabodetabek, beberapa waktu lalu.
Diskusi virtual yang menghadirkan pembicara penatua Sahat Sinaga, (Anggota Majelis GKPI/Anggota GKPI Jemaat Bekasi), DR Sahala Panggabean (Anggota GKPI Jemaat Bekasi) dan Pdt Daniel Lubis STh (Pendeta GKPI) itu diikuti 100 peserta dari seluruh Indonesia.
Ketua BKS Pria Wilayah XI Jawa Kalimantan Regional I Jabodetabek, Pargaulan Marbun, dalam keterangan tertulis, Jumat (03/07/2020), menjelaskan, tujuan diskusi itu dalah untuk menyikapi periodesasi pergantian kepemimpinan majelis GKPI bulan Oktober mendatang.
Seperti diketahui, periodesasi tingkatan sinode akan berlangsung 6-11 Oktober 2020. Sinode ini juga mengagendakan pemilihan pucuk pimpinan (Bishop) GKPI. Untuk saat ini GKPI dipimpin Bishop Pdt Oloan Pasaribu dan Sekjen Pdt RS Hutabarat.
Penasihat BKS Pria Wilayah Jawa Kalimantan Regional I, Penatua Daniel Simanjuntak, mengatakan, masa pandemi covid-19 menjadi tantangan dalam pelaksanaan periodisasi di GKPI tahun ini. Karena pelaksanaan Sinode Am akan mengikuti protokol covid-19 dan menyesuaikan dengan situasi normal baru.
"Sebab itu, perlu tuntutan hikmat dari Tuhan untuk mensiasati bagaimana menghadirkan seluruh potensi jemaat dengan kondisi saat ini. Dalam diskusi tadi muncul rekomendasi dari peserta agar segera dibuat payung hukum peraturan yang bisa mengakomodir keterbatasan tadi, sehingga pelaksanaan periodisasi dapat berlangsung baik," pungkasnya.
Penasihat BKS Pria Wilayah Jawa Kalimantan Regional I, Haposan Hutagalung, sepakat dengan masukan dari banyak peserta yang menyoroti agar tidak ada 'tim sukses' dalam rangka periodisasi di GKPI.
"Jangan ada pakai ‘tim sukses’ segala. Karena ujung-ujungnya itu bagi-bagi jabatan. Itu tidak baik. Karena ini adalah pekerjaan Tuhan. Ini adalah jabatan kerohanian agama untuk membina dan melayani jemaat GKPI yang begitu luas," tegas Advokat Senior ini.
Haposan berharap para jemaat jeli melihat rekam jejak calon pengurus dan pimpinan di semua aras GKPI, mulai dari tingkat jemaat, resort dan sinode.
"Jangan mengusulkan seseorang yang tiba-tiba beberapa bulan ini kelihatan baik, mau berbuat, dan berbicara santun. Mesti dilihat track record ke belakang, bagaimana kehidupan dia di tengah keluarga, gereja, dan masyarakat. Itu acuannya saya kira. Pilihlah orang-orang yang memang tulus dan ikhlas mau melayani dan rendah hati, serta tidak cari popularitas," pungkasnya.