Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Jenazah prajurit TNI yang gugur dalam misi perdamaian PBB di Kongo, Pelda Anumerta Rama Wahyudi, hari ini diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta menuju Pekanbaru, Riau. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto turut hadir dalam upacara pelepasan jenazah Pelda Anumerta Rama.
Panglima TNI tiba di Skuadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/7/2020) sekitar pukul 07.52 WIB. Marsekal Hadi didampingi Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang.
Upacara dimulai sekitar pukul 07.55 WIB. Jenazah diantar dengan iring-iringan TNI dan dibawa ke pesawat untuk diterbangkan langsung ke rumah duka di Pekanbaru, Riau.
Dalam konferensi persnya, Panglima TNI Marsekal Hadi mengatakan hak Pelda Rama dipastikan sudah terpenuhi. Panglima TNI juga mengungkapkan almarhum juga mendapatkan kenaikan pangkat.
"Langsung sudah hari ini beres semuanya (hak-haknya) termasuk kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi, kemudian hak beliau baik dari dalam negeri maupun hak dari PBB sudah semua include," kata Panglima TNI Marsekal Hadi di lokasi.
Sebelumnya, Kemlu RI menyatakan dua prajurit TNI menjadi korban dalam penyerangan patroli misi perdamaian PBB di Kongo. Satu orang prajurit TNI dinyatakan gugur dan satu lainnya terluka.
"Berdasarkan laporan yang diterima dari MONUSCO, sejauh ini terdapat dua korban personel Indonesia dari pertempuran bersenjata di wilayah Kongo tersebut. Serma Rama Wahyudi dinyatakan meninggal dunia, sementara korban lainnya, Prt M Syafii Makbul, masih dalam perawatan intensif," demikian bunyi pernyataan dari Kemlu yang dilihat di laman resmi Kemlu, Rabu (24/6).
Terkait hal yang menimpa Rama, Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang menyebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak negara Kongo menginvestigasi pelaku penyerangan tersebut.
"Sampai sekarang PBB sudah mendesak negara Kongo untuk mencari tahu siapa yang melakukan tindakan tersebut. Investigasi, dan PBB kan cuma bisa mendesak negara Kongo untuk mencari tahu siapa pelakunya (yang melakukan penyerangan hingga membuat Sersan Mayor Rama Wahyudi gugur)," kata Victor di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat pekan lalu.(dtc)