Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Deli Serdang. Kesulitan keuangan di masa pandemi Covid-19, Lion Air terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja Indonesia dan asing (expatriate). Metode pengurangan berdasarkan masa kontrak kerja berakhir dan tidak diperpanjang.
Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan, Lion Air Group memiliki 29.000 karyawan, yang kontraknya habis dan tidak diperpanjang ada 2.600 orang.
"Langkah perampingan tersebut dinilai menjadi opsi perlu dilakukan. Musababnya, merebaknya virus corona yang menimbulkan berbagai aturan pembatasan transportasi telah berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan," ujar ujar Danang Mandala Prihantoro kepada medanbisnisdaily.com dihubungi lewat sambungan telepon seluler, Jumat (3/6/2020).
Danang menyampaikan, sejak mulai beroperasi kembali yang dijalankan secara bertahap, Lion Air Group rata-rata mengoperasikan 10-15% dari kapasitas normal sebelumnya yakni rerata 1.400 - 1.600 penerbangan per hari.
"Pandemi Covid-19 tahun ini telah menjadikan industri penerbangan mati suri atau tidak beroperasi normal di jaringan domestik dan internasional. Sementara, biaya-biaya yang harus ditanggung tanpa beroperasi masih cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan yang sangat berat. Dengan begitu, Lion Air memutuskan untuk mengurangi sejumlah karyawan," urainya.
Selain itu, kata Danang Lion Air Group juga melakukan pemotongan penghasilan seluruh manajemen dan karyawan dengan nilai persentase bervariasi. Kebijakan telah mulai diterapkan dari Maret lalu hingga waktu yang belum ditentukan (pemberitahuan lebih lanjut/ until further notice).
"Lion Air Group berencana, apabila di waktu mendatang kondisi perusahaan kembali pulih dan lebih baik secara bisnis, operasional serta pendapatan, maka karyawan yang tidak diperpanjang kontrak kerja akan diprioritaskan untuk memiliki kesempatan kembali bekerja," pungkasnya.