Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kondisi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang lesu akibat pandemi virus corona membuat rasio kredit bermasalah/macet atau non performing loan (NPL) terkerek. Data Bank Indonesia (BI) Sumatra Utara (Sumut), per Mei 2020, NPL kredit UMKM perbankan Sumut terkerek ke Level 5,3%. Padahal di Maret 2020 masih di level 5%. Bahkan per Desember 2019 di bawah 5%, tepatnya 4,5%. Naiknya NPL kredit UMKM ini juga sudah di atas ketentuan BI sebesar 5%.
Kepala BI Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, aktivitas UMKM memang benar-benar terganggu sejak merebaknya virus corona. "Pandemi ini memang sangat menyulitkan pelaku usaha di sektor mikro. Banyak yang tidak bisa beraktivitas sejak adanya virus corona. Jadi itu otomatis akan berdampak pada pembayaran kewajiban ke bank," katanya, Rabu (8/7/2020).
Akibat pandemi corona memang sudah ada kebijakan relaksasi penangguhan pembayaran kredit pinjaman. Namun hal itu tidak berlaku untuk semua debitur. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), debitur yang mendapat perlakuan khusus restrukturisasi adalah yang terdampak penyebaran virus Covid-19 baik langsung maupun tidak langsung.
Wiwiek mengatakan, bukan hanya tren NPL kredit UMKM yang naik, penyaluran kredit/pembiayaan di sektor ini juga mengalami perlambatan. Data pihaknya, per Mei 2020, ada senilai Rp 57,5 triliun yang disalurkan dan itu turun 1,9%. Meski turunnya hanya 1,9%, namun ini mengindikasikan jika aktivitas sektor UMKM sangat terganggu akibat pandemi corona.
"Karena di Maret 2020 kreditnya sudah tumbuh 3,2%. Itu artinya sepanjang triwulan I-2020 sudah mulai ada geliat di sektor UMKM. Namun sayang kondisinya sekarang memburuk karena banyak usaha yang tutup karena pandemi corona," kata Wiwiek.
Kondisi sektor UMKM memang sedikit berbeda dengan sektor pertanian dan industri pengolahan yang mulai menggeliat. Hal itu terlihat dari pertumbuhan kreditnya yang mulai menunjukkan peningkatan dan diikuti dengan penurunan NPL. Kondisi ini sangat menggembirakan mengingat kedua sektor ini merupakan pengguna kredit terbesar perbankan Sumut.