Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Roslila (50) warga Lingkungan III Sejahtera, Kelurahan Dendang, Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, tak terima anaknya, Satria Mandala alias Rambo disiksa hingga babak belur dan ditembak oleh oknum Satuan Reserse Tindak Pidana Umum (Pidum) Polres Langkat pada Senin (3/7/2020) malam Ia pun melaporkan Kasat Reskrim Polres Langkat, AKP Teuku Fathir Mustafa dan Iptu Bram Candra dan anggotanya ke Bid Propam Polda Sumut, Rabu (8/7/2020).
Didampingi penasuhat hukumnya, Romi Tampubolan SH dan Putra Simatupang SH, mereka meminta pihak kepolisian yakni Polda Sumut untuk mengusut dan menghukum para pelaku penganiayaan dan penembakan terhadap Rambo yang belum tentu bersalah karena dituduh 3 kali melakukan pencurian dengan kekerasan (curas),
"Saya tak terima anak saya dianiaya hingga seluruh tubuhnya babak belur dan ditembak pada bagian kaki kanannya," ungkap ibu korban, Roslila kepada wartawan di halaman Bid Propam Polda Sumut.
Dikatakannya, kalau Rambo sebelum ditembak, dipukuli oleh beberapa orang oknum polisi dan Kanit Pidum Bram Chandra SH, dengan menggunakan besi dan kayu
Menurut Ros lagi, saat anaknya dijemput, dalam keadaan sehat. Namun begitu sampe di Mapolres Langkat, dipaksa mengakui perbuatan yang menurutnya tidak ada dilakukannya. Mirisnya lagi kalau oknum polisi itu mengancam teman Rambo, bernama Billi, dan Billi diarahkan oleh oknum polisi yang membawanya untuk tidak memberitahukan peristiwa yang mereka alami pada siapapun.
"Kalau keluarga si Rambo dan siapapun bertanya, bilang aja kalau Rambo ditembak karena melawan petugas," beber Ros menirukan ucapan Bill atas ucapan oknum polisi yang tak dikenalnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Langkat AKP Teuku Fathir Mustafa membantah atas tuduhan orang tua Rambo itu. "Itu tidak benar, untuk kebenaran hasil penyidikan kami kedua pelaku tersebut adalah pelaku begal sadis yang sangat meresahkan masyarakat Langkat. Modus mereka menusuk korban dengan pisau yang sedang mengendarai sepeda motor yang kemudian mengambil barang-barang korban dan sudah ada 3 korban dan ketiganya adalah wanita. Kami lakukan tindakan tegas dan terukur sesuai dengan SOP yaitu dikarenakan pelaku melawan petugas dan membahayakan jiwa petugas," jawab AKP Fathir saat dikonfirmasi medanbisnisdaily.com via WhatsApp, Jumat (10/7/2020) siang.
Dijelaskannya lagi, sejauh ini ada 3 laporan polisi, semua dengan modus yang sama dengan menusuk korban yang sedang mengendarai sepeda motor.
"Satu orang ibu guru yang diambil uang gaji, kemudian ibu karyawan toko, dan satu ibu rumah tangga, Sampai saat ini korban masih sangat trauma dan sudah ada lagi yang mengadu ke kami kalau korban diintimidasi oleh pihak keluarga pelaku. Dan ini juga akan kami dalami untuk proses hukumnya. Kami tetap komitmen untuk melindungi masyarakat dan lakukan proses hukum sesuai dengan ketentuan. Jadi pelaku begal ini sadis sudah banyak masyarakat jadi korban, kami juga anggota Polri yang tidak ingin jadi korban mereka yang tidak segan-segan melawan," tandas AKP Fathir.