Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Karut marut pendistribusian gas elpiji 3 kg di kabupaten Tapanuli Utara, Sumut ternyata telah memunculkan jejaring bisnis yang menggiurkan dan melibatkan banyak pemain dan turunannya. Harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp 18.000/tabung ternyata bisa tembus di level tertinggi Rp 27.000 ke tangan masyarakat.
Sesuai aturan, agen menyalurkan gas ke pangkalan dengan harga Rp 16.000/tabung. Pangkalan menjual sesuai HET Rp 18.000. Warga bisa membeli langsung ke pangkalan. Namun, fakta di lapangan dari hasil penelusuran medanbisnisdaily.com, Jumat (10/7/2020), pendistribusiannya justru melahirkan kantong-kantong penyaluran lain yang berjejaring, yakni para pemain kanvas yang mengambil dari pangkalan, lantas menjualnya ke pengecer dengan harga di kisaran Rp 20.000- Rp 22.000.
"Saya pemain kanvas Lae, saya beli 20 ribu dari pangkalan, lalu saya jual 22 ribu ke pengecer," kata salah seorang pelaku motor kanvas yang ditemui di Terminal Madya Tarutung.
Bahkan disinyalir kuat, agen pun sudah ikut di jejaring ini dengan memotong jalur pendistribusian. Mereka langsung melayani para pemain kanvas dan pengecer tanpa melalui pangkalan.
Memang, kondisi geografis Tapanuli Utara yang luas dan jauh dari pangkalan-pangkalan sangat berpotensi melahirkan kantong-kantong penyaluran baru.
Fakta lainya, bisnis gas elpiji 3 kilogram ini di tingkat desa, kelurahan,dusun ibarat sudah senyawa dengan barang dagangan sembako. Sebahagian besar, di mana ada ditemukan warung sembako atau turunannya'kresek', akan ditemukan juga gas elpiji 3 kilogram. Di kantong-kantong pengecer inilah harganya bervariasi, dari Rp 25.000-Rp 27.000.
Setelah petugas Satpol PP Taput ats perintah Bupati Nikson Nababan "menjaga" pangkalan-pangkalan beberapa hari terakhir, masyarakat sudah dapat membeli gas 3 kg di pangkalan sesuai HET, yakni Rp 18.000.
Seperti diketahui, mulai Rabu (8/7/2020), petugas Satpol PP menjaga dan mengawasi pendistribusian gas 3 kilogram di seluruh pangkala. Uniknya, setelah dijaga, gas 3 kilogram itu bertumpuk di pangkalan. Meskipun warga datang membeli langsung di pangkalan dengan syarat menunjukkan KTP dan karta keluarga, bukan berarti gas itu ludes terjual.
Seperti di Pangkalan Noralina Saragih, turunan dari agen Koperasi Samudra Indah, yang beralamat di komplek Terminal Tarutung. Kalau selama ini gas jarang bertumpuk di pangkalan tersebut, namun setelah dijaga petugas Satpol PP sejak dua hari lalu, 300 lebih tabung gas berisi elpiji 3 kilogram itupun jadi menumpuk.
"Tadi ada sejumlah warga yang langsung mengambil ke sini dengan menunjukkan KTP dan kartu keluarga, harganya Rp 18.00," kata salah seorang personil Satpol PP yang bertugas di sana.
Fenomena unik ini juga terjadi di pangkalan di Jala DI Panjaitan, tepatnya di kawsan simpang 4 Hutabarat, Tarutung. Pangkalan ini turunan dari agen Brandi Familindo. Setelah dijaga Satpol PP, gas 3 kilogram juga menumpuk di sana.
"Iya, personel kita selama 2 hari ini menjaga seluruh pangkalan yang ada di Taput, sekaligus mengawasi agar pangkalan tidak lagi melayani pihak-pihak yang sengaja bermain, selain warga yang membutuhkan," tandasnya.
Masyarakat, sambung Rudi Sitorus, dapat memperoleh gas elpiji 3 kilogram dengan harga Rp 18.000 sesuai HET," kata Kasat Satpol PP Taput, Rudi Sitorus menjawab mendanbisnisdaily.com,sore tadi.
Dijelaskan, pihaknya juga akan melakukan penjagaan dan pengawasan hingga besok hari.