Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai pada 13 Juli 2020 atau esok hari. Hanya sekolah di zona hijau yang boleh dibuka sehingga banyak siswa yang masih harus melanjutkan metode belajar dari rumah.
Di tengah pandemi virus Corona yang belum usai, tentu saja belajar dari rumah menjadi solusi terbaik bagi para siswa. Di sisi lain, ada pula kekhawatiran dan keluh kesah dari para siswa yang masih menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Salah satu siswa SMP negeri di Jakarta bernama Morin (13) mengaku punya kekhawatiran saat memulai tahun ajaran baru dengan belajar dari rumah. Dia takut tidak mengerti materi pelajaran karena karena pembelajaran dilakukan secara daring.
"Ada sih. Soalnya kan ini nanti kan kelas 8 ya. Jadi kan mulai materi baru. Jadi takutnya kurang ngerti aja gitu gara-gara nggak dijelasin sama guru," kata Morin saat dihubungi.
Morin merasa ada perbedaan intensitas belajar saat di sekolah dan di rumah. Ketika belajar daring, Morin menyebut kadang ada guru yang jarang memberi tugas.
"Kalau pas lagi dikasih tugas sama guru, itu kan guru jadi lebih ngejelasinnya sedikit. Jadinya kadang suka keteteran sendiri. Terus jadinya harus cari-cari di Google lagi. Terus kadang gurunya..kan setiap 1 minggu dikasih soal itu kira-kira ada beberapa soal gitu. Nah tapi sekarang gurunya itu 3 minggu nggak ngaasih soal. Jadi kadang kayak dibiarin aja gitu muridnya di rumah nggak dikasih tugas," ucap Morin.
Ada pula cerita dari Yohanes (16), siswa kelas XI di salah satu SMA swasta di Bekasi. Masalah teknologi terkadang jadi hambatan saat belajar dari rumah.
"Kalau saya sih nggak tahu kenapa tapi memang lebih susah belajar dari rumah. Salah satu yang paling susah itu adalah pembagian informasi dan materi. Kadang-kadang ada guru-guru yang nggak jago teknologi gitu, kesusahan ngasih materinya dan pakai itu... kalau di sekeolah saya kita pakai google meet untuk pertemuan kelasnya. Banyak guru yang nggak ngerti bagaiamana cara presentasi di situ, bagaimana cara share file di situ," kata Yohanes saat dihubungi.
Siswa lain bernama Khairunisa (17) merasa khawatir tak memahami materi yang diajarkan saat belajar dari rumah. Apalagi, kini dia duduk di bangku kelas XII.
"Ada banget sih. Apalagi kan naik kelas 12 nih ya. Terus pasti bakalan banyak try out try out. Yang pasti dari online tuh kayak kita juga bakalan nggak ngerti gitu loh. Harus dari guru yang nerangin sih walaupun kita bisa otodidak juga tapi kayak peran guru juga berpengaruh sama murid-muridnya, buat aku sih gitu," kata Khairunisa.
Rindu Sekolah
Tak dipungkiri, para siswa juga merindukan suasana sekolah yang tentu saja tidak bisa ditemukan di rumah. Mereka juga kangen dengan teman-teman yang biasanya bisa ditemui setiap hari.
"Aku sih lebih kangen ketemu teman-teman di dalam kelas. Itu sih paling dikangenin. Karena kan nanti mungkin ada guru nggak masuk pasti ada temanku yang tidur di kelas, ada yang ambis, ada yang mungkin main TikTok atau gimana pun," cerita Khairunisa.
"Kayak itu yang mengisi kekosongan di kelas itu. Jadi gimana cara teman-teman buat ramein kelas tadi saat nggak ada guru. Itu yang dikangenin," kenangnya.
Sementara itu, Yohanes mengaku rindu kantin sekolah. "Kantin sekolah sih menurut saya. Kalau di sana kan makanannya enak, kantin ada banyak pilihan, ada enak-enaklah. Ya di sini makanannya sama-sama terus, di rumah kan soalnya," ujar Yohanes. Dtc