Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya sudah berhasil mengeksekusi investasi mangkrak senilai Rp 410 triliun dari total Rp 708 triliun yang mandek.
"Alhamdulillah dari sejak bulan Oktober sampai dengan bulan Juli kemarin dari Rp 708 triliun investasi mangkrak sudah kita eksekusi kurang lebih sekitar Rp 410 triliun investasi mangkrak, lebih 50%, (tepatnya) 58%," kata dia di acara Launching Bedah Buku Pandemi Corona di saluran YouTube Indef, Senin (13/7/2020).
Perusahaan yang investasinya sudah selesai difasilitasi adalah Rosneft Rp 211,9 triliun, Lotte Chemical Rp 61,2 triliun, Vale Rp 39,2 triliun, YTL Power Rp 38 triliun, Hyundai Rp 21,7 triliun, Tanjung Jati Power Rp 14 triliun, dan Nindya Karya Rp 9,5 triliun.
Selanjutnya Tenaga Listrik Bengkulu Rp 5,2 triliun, Galempa Sejahtera Bersama Rp 2 triliun, Masdar Rp 1,8 triliun, Minahasa Cahaya Lestari Rp 1,8 triliun, PT Sumber Mutiara Indah Perdana Rp 1,8 triliun, Malindo Feedmill Rp 1,1 triliun, dan lain-lain Rp 1,4 triliun.
Bahlil menjelaskan investasi-investasi tersebut sempat mangkrak bertahun-tahun, yaitu ada yang 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun, hingga 7 tahun tidak tereksekusi.
"Jadi menyelesaikan investasi di Indonesia itu hubungan luar negeri bagus tapi jauh lebih pentingnya dengan dalam negeri. Kenapa saya katakan demikian karena ketika kami masuk menjadi Kepala BKPM ada Rp 708 triliun investasi mangkrak," jelasnya.
Menurutnya ada tiga faktor yang menyebabkan mangkraknya investasi di Indonesia. Yang pertama adalah arogansi sektoral. Yang kedua ada aturan yang tumpang tindih antara bupati, walikota, gubernur, dan pemerintah pusat.
"Dan yang ketiga masalahnya adalah persoalan permainan lapangan. Persoalan permainan lapangan ini saya buat menjadi dua. Judul utamanya hantu. Ada hantu berdasi dan hantu tidak berdasi. Mereka ini seperti angin, hanya bisa dirasakan tidak bisa dipegang," tambahnya.(dtf)