Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Di tengah kabar buruk yang menghinggapi pasar keuangan sejauh ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mampu bertahan di zona hijau dan ditutup menguat 0,29% di level 5.079,12. Sedangkan rupiah masih stabil dengan kecenderungan melemah di level 14.450/dolar Amerika Serikat (AS).
Analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan, pelaku pasar memang tidak langsung merespon negatif kabar buruk di pasar keuangan. Karena data pertumbuhan ekonomi Singapura nantinya akan diikuti oleh banyak negara lain yang juga akan masuk ke dalam krisis yang sama. Kondisi krisis ekonomi ini akan banyak dialami oleh banyak negara.
"Covid-19 membuat aktivitas ekonomi masyarakat global memang bermasalah dan akan memunculkan tekanan ekonomi besar yang sulit untuk dihindarkan. Posisi Indonesia memang akan lebih beruntung nantinya jika dibandingkan dengan rata-rata banyak negara lainnya. Tetapi tetap sulit untuk menghidar dari lubang krisis yang sama," katanya, Selasa (14/7/2020).
Gunawan mengatakan kondisi krisis saat ini tidak bisa disamakan begitu saja dengan krisis 1997/1998. Karena krisis ini akan menghantam banyak negara (berjamaah). Mungkin Cina dan Vietnam yang bisa keluar dari tekanan krisis. Selebihnya masih harus berjibaku setidaknya dalam 3 bulan yang akan datang. Untuk Indonesia, sekalipun nantinya di kuartal kedua pertumbuhan ekonomi minus, Indonesia belum bisa dikatakan masuk ke dalam resesi.
"Sampai nanti rilis pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga. Kalau tetap minus baru bisa dikatakan resmi kita masuk resesi. Jadi Singapura dalam konteks ini lebih dulu masuk jurang resesi. Untuk itu masyarakat harus bersiap dengan segala kemungkinan terburuk nantinya. Dan pemerintah harus memprioritaskan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dibandingkan bentuk anggaran lainnya," kata Gunawan.