Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah sepakat mengusung Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution maju di kontestasi Pilkada Medan 2020. Padahal, PKS memiliki 7 kursi di DPRD Medan dan sebelumnya telah mendeklarasikan Salman Alfarisi yang merupakan Ketua DPD PKS Medan sebagai bakal calon wali kota.
Munculnya Akhyar sebagai sebagai calon wali kota tentu akan menggeser posisi Salman Alfarisi. Ketua DPW PKS Sumut, Hariyanto, menjelaskan, perihal nomor dua atau pendamping Akhyar nantinya adalah kewenangan pengurus ditingkat DPP.
"Soal 7 kursi jadi nomor 2 itu keputusan di DPP , bukan kami memutuskan. Kami memberikan masukan, DPP yang mutuskan," ujar Hariyanto, Selasa (14/7/2020).
Pertemuan hari ini, lanjut dia, merupakan komunikasi lanjutan setelah komunikasi ditingkat daerah Kota Medan. "Proses pilkada di PKS, diawali komunikasi di tingkat daerah, ditingkat wilayah dan ketika ditemukan kesepahaman maka akan dilanjutkan ke tingkat pusat," paparnya.
"Hari ini terjadi ini lanjutan dari proses sebelumnya. Ini sudah baik ya. Putusan bagaimana tergantung DPP," tegasnya.
BACA JUGA: Sah! PKS Usung Akhyar Nasution
Didukung PKS dan Demokrat, Akhyar Nasution Tak Tahu PDIP Umumkan Calon Wali Kota Medan 17 Juli
Mengenai adanya isu bahwa permintaan agar Salman Alfarisi menjadi pendamping Akhyar adalah usulan dari Tifatul Sembiring, Hariyanto tidak begitu mengetahuinya. Namun, keputusan akhir tetap merupakan hasil musyawarah.
Anggota DPRD Sumut ini mengatakan, Akhyar Nasution merupakan salah satu aset di Kota Medan dan pemimpin yang baik. Sehingga layak untuk diperjuangkan.
Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, mengatakan dalam pertemuan hari ini telah terjadi kesepahaman bersama dalam menghadapi agenda Pilkada.
"Rencananya kita akan bersama-sama dan hasil ini akan diteruskan ke DPP masing-masing, Insya Allah kita akan berjalan bersama -sama (koalisi)," paparnya.
"Mengenai siapa (wakil) tergantung ketua (PKS). Tapi kesepahaman dulu dibangun. Mengenai siapa orangnya, itu dulu yang dibangun. Pak ketua yang punya otoritas ngomong," tutur Akhyar.