Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Mahalnya harga tanah menjadi salah satu biang kerok yang menyebabkan investor ogah menanamkan modalnya di Indonesia. Mereka lari ke Vietnam karena mendapatkan harga yang lebih murah.
"Selalu orang mengatakan bahwa Vietnam itu lebih baik dalam konteks tanah, betul. Harga tanah di Indonesia ini untuk di kawasan industri bisa sampai Rp 3 juta-Rp 4 juta," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam acara DBS Asian Insights Conference 2020 di saluran YouTube DBS Indonesia, Kamis (16/7/2020).
Dirinya pun menyindir penyedia kawasan industri dengan sebutan kawasan industri tanah. Sebab mereka belum apa-apa sudah mencari untung secara tak wajar dari harga tanah.
"Dalam anekdot yang saya buat ini bukan kawasan industri tapi ini kawasan industri tanah karena belum-belum sudah cari untung paling banyak di sana (harga tanah)," sebutnya.
Namun pemerintah tak mau berdiam diri. Dia menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan dirinya bersama BUMN untuk menyediakan lahan yang kompetitif, yakni Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Batang, Jawa Tengah.
"Maka mulai tahun 2020, BKPM bekerja sama dengan BUMN atas perintah Presiden, kita menyiapkan lahan gratis untuk investor," ujarnya.
Penyusunan master plan KIT Batang dibagi ke dalam 2 tahap pengembangan. Tahap 1 adalah pengembangan 450 hektare lahan, tahap selanjutnya meliputi keseluruhan wilayah seluas 4.300 hektare.
"Sekarang kita mau bikin di Batang (Jawa Tengah), sifatnya adalah sewa jangka panjang lahannya, kurang lebih 4.500 hektare. Ini adalah sebuah treatment yang dibangun oleh pemerintah untuk bagaimana bisa kita dorong investasinya. Mau investasi di bidang apa saja," tambahnya.(dtf)