Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mewacanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diterapkan secara permanen dan hybrid. Langkah tersebut didukung ekosistem teknologi Tanah Air.
Startup penyedia belajar online, WeKiddo, satu suara dengan rencana pemerintah dalam melaksanakan PJJ model hybrid dalam dunia pendidikan.
Selain pemanfaatan teknologi yang kian maju, ini juga untuk jadi solusi ketika terjadi hal-hal mendesak atau di luar yang diinginkan, seperti pandemi COVID-19 saat ini. PJJ bisa membuat sekolah dan siswa terbiasa dengan belajar secara online.
"Pembelajaran secara offline atau tatap muka sangat penting dilakukan oleh pihak sekolah, agar guru dapat menilai dan membantu pembangunan karakter dan interaksi sosial pada anak di saat keadaan sudah memungkinkan," jelasnya dalam keterangan tertulisnya.
Ferry menjelaskan, peran teknologi pada dasarnya untuk membantu dan memudahkan proses belajar mengajar, sehingga seharusnya jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang untuk kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran jarak jauh.
"Esensinya dalam proses belajar mengajar ada beberapa komponen yang tidak bisa tergantikan oleh sistem online. Contohnya adalah pembentukan karakter anak, interaksi sosial dan membangun kepribadian anak," terang Ferry.
Hal itulah yang menurut Ferry tetap diutamakan dan dikolaborasikan dengan sistem belajar online, seperti memberikan dan mengerjakan PR, tugas harian, kuis secara online menggunakan WeKiddo.
"Namun jika sekolah ingin melakukan UTS dan UAS dapat melakukannya secara offline atau online, sedangkan untuk online dapat digunakan untuk ulangan harian. Keuntungan dan kemudahan jika melakukan ujian harian atau kuis secara online di WeKiddo yaitu setelah melakukan ujian/kuis selesai dikerjakan, nilai akan langsung ditabulasi oleh sistem," tambah mahasiswa Binus ini.
WeKiddo sendiri ingin membantu sekolah dalam sistem belajar mengajar secara online dan membantu mendigitalisasikan sistem belajar mengajar di sekolah tanpa meninggalkan offline (sistem belajar mengajar secara tatap muka).
"WeKiddo berharap dengan adanya pembelajaran jarak jauh model hybrid ini, sekolah dapat terbantu dalam segala aspek sistem belajar mengajar baik ketika terjadi pandemi seperti ini maupun dalam keadaan normal," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, wacana Mendikbud tersebut diungkapkan saat rapat dengar pendapat dengan Anggota Komisi X DPR RI, Kamis lalu. Wacana tersebut tercetus saat dunia dilanda pandemi COVID-19, di mana salah satu dampaknya anak-anak terpaksa melangsungkan PPJ.
"Pembelajaran Jarak Jauh ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model," ujar Nadiem.
Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Iwan Syahril menjelaskan, metode pembelajaran jarak jauh akan terus berlangsung pada satuan pendidikan yang berada di zona kuning, oranye, dan merah. Tentunya, metode PJJ tidak akan diterapkan secara permanen.
"Yang akan permanen adalah tersedianya berbagai platform PJJ, termasuk yang bersifat daring dan luring yang akan terus dilangsungkan guna mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar," kata Iwan.
Demi memanfaatkan perkembangan teknologi, Kemendikbud merekomendasikan metode pembelajaran hybrid atau kombinasi. Metode yang satu ini dinilai Iwan mampu meningkatkan kompetensi siswa untuk dapat bersaing secara global meski terdampak pandemi.
Dalam metode hybrid, guru dan siswa khususnya pada satuan pendidikan yang masuk dalam zona hijau dapat melaksanakan proses pembelajaran tatap muka dipadu dengan alat bantu teknologi yang selama ini dimanfaatkan dalam pembelajaran jarak jauh.
Meski peran teknologi dapat menunjang proses pembelajaran, guru akan tetap berfungsi sebagai kunci utama yang bertindak meningkatkan kualitas dan kompetensi demi terwujudnya suasana belajar yang efektif bagi para siswa. dtc