Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi, Hariadi Wibisono menyebut, meningkatnya kasus positif Corona (COVID-19) di lingkungan perkantoran karena longgarnya protokol kesehatan yang diterapkan. Sehingga, menurutnya, penularan Corona di lingkungan kantor bisa mudah terjadi.
"Prosedur secara generic adalah physical distancing, tadi jaga jarak, pakai masker, jauhi kerumunan, sekarang kantor bagaimana? Kalau kantor tak menerapkan jaga jarak, kalau kantor tidak mewajibkan pakai masker, atau tidak didesain tidak berkerumun, logis kalau terjadi penularan," ujar Hariadi saat dihubungi, Senin (20/7/2020).
Hariadi menuturkan, jika protokol kesehatan dijalankan, maka penularan tidak akan terjadi. Jadi, baginya, pengetatan protokol kesehatan menjadi kewajiban.
"Tertular tapi belum sakit, atau OTG, suspect, dia masuk ke kantor menularkan ke orang lain, apalagi kantor tidak mewajibkan. Namun, apabila kantor itu ketat, 'tidak pakai masker jangan masuk,' 'duduk berjarak.' Kalau kantor itu menerapkan kebijakan jaga jarak, ada orang masuk tertular dia tidak menulari. Tapi kalau beda, itu tadi, dia dengan mudah menularkan ke orang lain," ujarnya.
Hariadi menilai, pengetatan protokol kesehatan di kantor penting dilakukan. Sebab, menurutnya, saat ini mulai banyak orang abai protokol kesehatan.
"Peraturan sudah jelas, pakai masker, lihat orang pake masker cuma tutup mulut, hidung terbuka, atau masker dipelorot ke dagu. Apalagi jam makan siang, ke warteg, nggak pakai masker,' katanya.
Sebelumnya, pemerintah mengungkapkan data kasus positif Corona dalam seminggu terakhir. Berdasarkan pelacakan kontak, kasus Corona seminggu terakhir disebut dari perkantoran.
"Dalam satu minggu terakhir kemarin, kita lihat penambahan kasus konfirmasi positif lebih banyak kita yakini, dari kontak tracing-nya, berasal dari aktivitas perkantoran," kata juru bicara pemerintah terkait Corona, Achmad Yurianto, Senin (20/7).(dtc)